PENGABDIAN IKHLAS TAK PERLU TANDA JASA

Sepulang dari kantor, Didin dengan menunggang kuda besinya bernutrisi solar sang mitshubisi panther mampir ke rumah temannya di perumahan “Jati Indah”. Sang surya mulai mengedipkan matanya tanda tugas telah selesai di ufuk barat. Dengan langkah tergesa Didin mengetuk pintu. Bercelana pendek warna coklat, seorang lelaki berambut ikal membuka pintu jati yang sakit oleh ketukan Didin. “Eeeh kamu Din,” tanya Arman si pemilik rumah, “Silahkan masuk !”. Kursi empuk di ruang tamu sudah lama sekali menunggu Didin. Kursi empuk sudah lama tidak diduduki orang. Debu-debu tak bertanggung jawab telah seenaknya tidur di atasnya. Arman sang pemilik kursi berusaha mengusir debu-debu dulu dengan kemucing sebelum Didin duduk di atasnya. “Silahkan duduk !, tumben Din,”kata Arman sambil menggantungkan kemucing di samping pintu. Lalu Arman langsung ke ruang dapur. Saat duduk, Didin melihat di ruang tamu ada rak-rak buku. Baru semenit duduk, ia langsung menuju rak tersebut melihat b...