KATA ADALAH SENJATA


                  



Wahyu pertama yang diterima Rasululah SAW adalah perintah membaca. QS Al-‘Alaq ayat pertama yang artinya Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”. Tentunya dengan Kemahakuasaan Allah SWT perintah tersebut mengandung makna sangat mendalam. Membaca kunci pertama membuka jendela dunia. Aktifitas membaca berefek pada tambahnya pengetahuan pada diri seseorang. Dan pada akhirnya kesuksesan akan mudah untuk diraih. Seperti ungkapan berikut :

“Membaca adalah gerbang utama sekaligus kunci pembuka bagi yang ingin menggenggam keberhasilan (Abdul Hakim Busro)”.

Perbendaharaan kata akan diperoleh seseorang yang banyak membaca. Kosa kata yang ia peroleh dari membaca akan tersimpan secara otomatis dalam memori otaknya sehingga akan muncul secara tiba tiba menjadi rangkaian kalimat yang sungguh enak dibaca/didengar dan tidak membosankan

Membaca bagi seorang  penulis sangatlah penting agar kalimat dituliskan mengandung banyak kata yang bermakna dan menarik. Bahan bacaan seorang penulis tidak hanya satu jenis, tetapi bisa berbagai macam ragam dan jenisnya, bisa fiksi, nonfiksi, atau bisa juga membaca alam sekitar yang perlu dipotret untuk dimunculkan suatu kalimat penjelas yang menggambarkannya. Misalkan seorang pendidik yang biasa membaca, akan memunculkan  kalimat kalimat penjelas yang sangat menarik dan memotivasi siswa dalam belajar. Siswa tidak mudah bosan dan semakin termotivasi, bahkan jika terjadi kekosongan jam siswa bisa belajar mandiri tanpa adanya pendidik tersebut.

Bahan bahan bacaan membuat penguasaan kosakata penulis berdampak positif bagi keterampilan menulis. Keterampilan menulis akan dengan sendirinya berjalan dengan terbiasa dan kalimat kalimat yang dimunculkan berisi rangkaian kata yang indah dan menarik. Penulis berani dan percaya diri memunculkan karya-karya tulisnya. Kemampuan penulis tersebut karena berkeyakinan ingin maju dan pantang menyerah. Ia mencoba membunuh ketakutan yang tanpa alasan. Semua bayang-bayang ia singkirkan demi karya karya tulis yang handal. Ia beralasan bahwa bacaan yang banyak tanpa diwujudkan dalam bentuk karya tulis akan tidak bermakna dan menjadi tanda tanya apakah seseorang paham tentang suatu masalah. Tulisan yang dihasilkan setidaknya merupakan salah satu bentuk jalan keluar pemecahan masalah yang sedang terjadi.

Penulis yang gemar membaca dapat membuat otak tetap aktif dan bereaksi untuk melakukan fungsinya secara baik. Membaca dapat memperkuat kemampuan berpikir dan menganalisis. Karena itu otak yang berisi bertrilyun trilyun neuron sebenarnya memberi sinyal kepada kita bagaimana kita bisa mengisinya dengan pengetahuan yang berjuta juta ini. Saat membaca, mata bekerja dan otak berfikir bagaimana yang dibaca mata bisa masuk sampai ke pemahaman atau ke analisis untuk penerapannya. Jika ini dilakukan terus menerus dengan menggunakan bahasa yang baik, mak dalam pemecahan masalah menjadi mudah sesuai tujuan.

Penggunaan bahasa yang baik akan memunculkan hasil karya tulis yang baik pula. Bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang cerdas berbahasa khususnya Bahasa Indonesia. Perkembangan bahasa indonesia memang sangat pesat, banyak bahasa asing yang terserap, tetapi keterampilan berbahasa yang baik kadang kadang kurang dimiliki oleh para pejabat dan penceramah. Kadang-kadang beliau menggunakan bahasa gaul yang membuat terlena tentang pentingnya kecintaan terhadap bahasa indonesia. Bahkan dalam forum-forum diskusi ada beberapa narasumber yang kadang bangga dengan bahasa asing, sehingga saat penyampaian sering menggunakan kata kata asing walaupun sebenarnya bisa diterjemahkan ke bahasa indonesia.

Di instansi instansi kadang ditemukan penggunaan kata bahasa asing dan indonesia. Yang sering terjadi kata bahasa indonesia berada di no dua dan di no satu bahasa asing. Inilah yang meragukan kita tentang kecintaan terhadap bahasa indonesia. Di instansi pendidikan seorang guru hendaknya memotivasi peserta didik tentang kecintaan dan kebanggaan berbahasa indonesia. Inilah hal terpenting yang harus dimiliki oleh setiap insan Bangsa Indonesia.

“Mari utamakan bahasa indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing (Abdul Hakim Busro)”.

Seorang guru apapun mata pelajaran yang beliau ampu yang merangkap sebagai penulis sudah seharusnya menuliskan karya karya akan kecintaan berbahasa khususnya mencintai dan melestarikan bahasa indonesia, bisa menunjukkan kepada dunia bahwa bahasa indonesia itu ada disertai keanekaragaman budaya dan bahasa daerahnya. Bahasa asing harus dikuasai untuk bisa berkomunikasi dengan negara asing, karena keterampilan dalam berkarya khususnya menulis harus terus bertambah agar bisa ikut serta memberikan jalan keluar bagi permasalahan dunia dalam bentuk karya tulis. Terihatlah bahwa kalimat kalimat yang dihasilkan dari rangkaian kata merupakan senjata jalan keluar dari permasalahan. Mari perbanyak membaca agar tersimpan jutaan kata di memori otak kita yang akan keluar rapi dan enak dalam bentuk karya tulis. Semoga kita bisa mewujudkan niat kita menjadi penulis penulis Indonesia yang hebat di Indonesia dan di mata dunia.aaamiiin

Salam sukses

Jombang, 5 Oktober 2020

Ahsanuddin, S.Pd, M.MPd (MTsN 2 Jombang)

Komentar

  1. Poin tulisannya mudah dipahami, pak.
    Mari sama-sama membaca dan merangkai kata sebagai senjata dalam menulis dan berkomunikasi.
    Tanpa kata, akan diam seribu bahasa.

    BalasHapus
  2. Jadi tambah semangat menulis ya Pak Ahsan...

    BalasHapus
  3. Makasih komentarnya,,semoga semua sukses,,, aaamiiin

    BalasHapus
  4. ayo terus menulis dan gunakan kata sebagai senjata

    BalasHapus
  5. Mantap Pak. Semoga kita bisa menulis dan menulis dengan banyak membaca. Kata adalah senjata. Semangat

    BalasHapus
  6. Makasih utk shobat atas motivasi yg disampaikan,,, salam sukses semua

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGAPA HARUS MENULIS

SURGALAH UPAHNYA

PANDEMI MEMBAWA BERKAH

MENULIS SEMUDAH UPDATE STATUS

MIRIP SINYAL GAWAI

PUCUK DICINTA ULAM TIBA

BLOG MEDIA DOKUMENTASI

TIADA KATA TERLAMBAT

SANTRI SEHAT INDONESIA KUAT