PUCUK DICINTA ULAM TIBA
Pandemi Covid-19 berdampak di semua
lini kehidupan, baik sektor formal maupun non formal. Tak terkecuali
kegiatan-kegiatan ritual keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Jika terpaksa
harus ada kegiatan, maka harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat dengan
peserta terbatas.
Sehabis joging pagi bersama anak,
Adi istirahat di bawah pohon jambu di depan rumahnya diselimuti angin kecil
yang menyapu keringat sehabis olah raga. Sambil duduk santai, ia membaca pesan whatsApp
japri di gawai dari Tenaga TU sekolah.
Ada sebuah file masuk. Dibukanya file tersebut dan isinya berupa pelatihan jarak jauh mengenai RPP dari
Kemenag Wilayah Propinsi Jatim. Ada info tambahan bahwa Adi diminta mewakili
sekolah.
Info tambahan TU di gawai membuat Adi
harus melihat syarat-syarat yang harus dilengkapi. Semua persyaratan harus
diupload tiga hari kemudian. Ia melihat ada syarat yang agak rumit yaitu surat
tugas dari Kemenag Kabupaten. Ia lalu meminta TU menghubungi kabupaten agar
membuat surat tugas buat dia.
Dua hari kemudian, Adi mendapat
info untuk mengambil surat tugas di kantor kemenag kabupaten. Di pagi hari itu,
sehabis Salat Subuh, aktivitas pagi ia jalani. Termasuk joging bersama anak dan
menyiram tanaman bunga di depan halaman. Tanaman yang haus dengan riang gembira
mandi dan minum air yang disiram Adi. Mandi, sarapan dan persiapan ke kemenag
kabupaten telah ia persiapkan. Tapi sayang ia lagi sial. Saat mau mengambil
sepedah motornya yang berada di garasi rumah, ternyata ban depan bocor. Mungkin
karena hampir seminggu sepeda motor tak terpakai sehingga tidak ketahuan kalau
bannya bocor. Hal ini karena adanya pandemi Covid-19 yang membuat kegiatan
keluar agak terkurangi. Satu jam lagi ia harus mengambil surat tugas yang
dijanjikan petugas. Ia semakin bingung dan servis tambal ban jaraknya sekitar 2
kilometer dari rumahnya. Pantas karena rumahnya jauh dari keramaian kota.
“Tit tit tit….”, bunyi klakson dari
luar terdengar oleh Adi. Ia keluar dilihat ternyata Arman di dalam mobil
panther. “Hai mau ke mana kok ganteng amat ?”, tanya Arman dalam mobilnya. “Mau
ke kemenag kabupaten, tapi ban sepedaku bocor,” jawab Adi. “Ayo bareng aku
aja,” pinta Arman.
“Alhamdulillah beneran nih, ini namanya pucuk dicinta ulam tiba,”gumam
Adi dalam hatinya. “Benar Man ?”, tanya Adi dengan wajah ceria.
“Ya,” lanjut Arman sambil membukakan pintu depan sampingnya.
“Kebetulan saya juga ke kemenag mengurus pendaftaran haji,” kata Arman.
Setelah segala persyaratan
mengikuti PJJ telah dipersiapkan, Adi mengupload berkas ke link panitia
wilayah. PJJ itu berjalan selama 30 hari. Wow, lama sekali. Lamanya PJJ tidak
berarti lama juga on linenya. Sehari hanya dua jam dan selebihnya untuk
penyelesaian tugas-tugas yang diberikan oleh widyaiswara.
Selama 30 hari serangkaian kegiatan
PJJ diikuti oleh Adi. Kuota internet selalu ia siapkan untuk PJJ. WAG PJJ tak
pernah sepi dari informasi mengenai jadwal, materi, dan tugas. Juga tak
ketinggalan candaan dari anggota grop. Ternyata ada teman Adi dari kabupaten
yang sama. Sebut aja namanya Umar. Umar termasuk guru teladan. Di masa pandemi
ini ia sering mengikuti webinar. Termasuk ia juga jago dalam hal tulis menulis.
Ia kadang-kadang di sela-sela info WAG PJJ suka membagi info mengenai blog yang
ia isi dengan tulisan-tulisan. Itupun di sela-sela libur PJJ.
Kegiatan PJJ diikuti Adi dengan
penuh semangat. Karena kegiatan ini baru pertama kali ia ikuti. Pelatihan yang
tanpa mengetahui peserta dan widyaiswara secara langsung. Seperti mengenal
suara kucing dalam karung. Kok gitu ? yang memang gitu. Kenyataannya mereka
saling canda di dunia maya seakan seperti teman sudah akrab aja. Padahal belum
pernah kenal, kecuali memang ada beberapa yang kenal.
Selesai sudah kegiatan PJJ, tetapi
semua peserta dilarang keluar dari grop menunggu informasi dari panitia
mengenai penerbitan sertifikat. Di sela-sela menunggu informasi penerimaan
sertifikat, ada berbagai info dari para peserta. Ada yang sering mengingatkan
jadwal PJJ, padahal sudah tidak PJJ. Mungkin lagi kangen aja. Karena tidak ada
info penting, maka Umar memanfaatkan grop untuk berbagi tulisan lewat blog.
Tulisan di blognya diberikan ke grop tiap pagi. Rupanya cerita bersambung.
Adi sebenarnya mempunyai hobby yang
sama dengan Umar mengenai tulis menulis. Ia juga mempunyai blog. Sudah ada 100
lebih judul dalam blog pribadinya. Tapi Adi kalah info dengan Umar. Umar telah
mengikuti berbagai latihan secara on line termasuk latihan menulis. Segudang
informasi mengenai penerbitan buku dengan berbagai aturan ia ketahui. Termasuk
bagaimana cara menerbitkan buku ke penerbit.
“Hai serius banget,” gertak Umar
dengan menepuk pundak Adi yang lagi browsing sesuatu di gawainya. “Ah kamu
Mar,” kata Adi sembari menengok di belakang melihat Umar. “Ini lho Mar, aku
browsing barangkali ada penerbit yang bisa menerbitkan tulisan di blog saya,”
lanjut Adi sambil menggeser pantatnya ke kiri memberi kesempatan duduk Umar.
“Ooo kebetulan Di, tadi
malam saya mengikuti pelatihan on line tentang penerbitan tulisan,” kata Umar
sambil duduk di samping Adi.
Umar menceritakan bahwa narsum belajar menulis on line tadi malam adalah Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd. Ia lahir di Jakarta, 30 Juni 1992. Kini tinggal di Bekasi dan berprofesi sebagi guru SD di Jakarta. Profilnya pernah dimuat di dalam buku berjudul “Majors For The Future”. Berbagai media cetak seperti Harian Kompas, Kedaulatan Rakyat, Warta Kota, Media Indonesia, Tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer, dan Majalah Hidup telah memuat tulisan R. Brian P. Pokoknya ia salah satu penulis sukses. Baca juga
Beda dengan Adi yang hanya menulis on line di blog saja. R Brian juga menulis diberbagai media online seperti Blog personal (Blog Utama): www.praszetyawan.com, Blog Buku: www.bukubrian.blogspot.com, Blog Tutorial Blogspot: www.tamanbelajarblog.blogspot.com, Blog Pembelajaran SD: www.bahastematiksd.blogspot.com, Kompasiana: www.kompasiana.com/brianprasetyawan Gurusiana: brianprasetyawan.gurusiana.id. dan masih banyak lagi. Baca di sini
Adi jadi
bingung dengan cerita Umar. “Kok ra nyambung ya, wong saya butuh mencari
penerbit kok dia malah ngantur cerita narsumnya semalam.” Gumamnya sambil memandang
Umar dengan wajah tak simpatik dengannya seakan kecewa telah mengganggunya.
“Lha terus hubungannya apa dengan aku Mar ?”
tanya Adi sambil melihat tulisan di gawainya.
“Katanya cari penerbit ?”, tanya Umar sambil
membuka gawai mencari materi dari narsum tadi malam.
“Iya, tapi apa hubungannya R. Brian dengan
penerbit ?” lanjut Adi sambil kelihatan wajahnya agak sedikit kemerahan tanda
kecewa ke Umar yang mengganggunya.
“Gini
Di, “ lanjut Umar. Umar kembali berkisah mengenai R. Brian P. Sejak tahun 2009
R. Brian P sudah mempunyai blog dan keinginan untuk membuat buku baru muncul
pada akhir tahun 2013. Lihat jejak digitalnya dengan klik ini. Waktu itu ia ingin menerbitkan buku pada tahun 2014, tapi ia tidak mempunyai
mentor yang membimbingnya dan tidak mengetahui harus masuk di komunitas apa. Ia
hanya mengetahui satu tempat menerbitkan buku secara mandiri yaitu
nulisbuku.com. disitu memang gratis, tapi tidak termasuk fasilitas desain cover
dan ISBN. Jika mau dua hal itu harus membayar sekitar sejutaan. Akhirnya R.
Brian naik-turun semangat menerbitkannya dan vakum. File naskah tersimpan di
laptop bertahun-tahun.
Akhir
tahun 2019, R. Brian mulai bangkit lagi karena tidak sengaja menemukan hashtag
di instagram tentang penerbit Indie. Ini namanya pucuk dicinta ulam tiba. Ada harapan
bukunya bisa terbit di penerbit. Ia mulai terbuka matanya bahwa menerbitkan
buku sekarang lebih mudah dan banyak pilihan dengan adanya penerbit indie. R.
Brian di akhir Januari 2020 bisa menerbitkan bukunya. Setelah itu, ia berjumpa
dengan grup pelatihan belajar menulis on line masuk gelombang 4. Semangat menulisnya
semakin berlipat-lipat tatkala buku solonya terbit bulan Mei dan Juni 2020.
“Hallah
cerita R. Brian lagi,” gerutu Adi yang semakin tidak tertarik dengan cerita
Umar. “Mana yang katanya ada penerbit yang bisa menerbitkan tulisanku ?” lanjut
dia sambil terus membaca browsingan tentang penerbit di gawainya.
“Gini, jika kamu mau menerbitkan buku di
penerbit R. Brian, ini syaratnya :
ü
Ukuran kertas A5 (14x20cm)
ü
Huruf times new roman, ukuran 12
ü
Spasi 1,5
ü
Margin 2 cm semua
ü
Paragraf rata kiri-kanan (justify)
Kemudian masukkan juga kelengkapan naskah seperti
cover ( judul buku dan nama penulis saja), kata pengantar, daftar isi (tanpa
nomor halaman), profil penulis, sinopsis (3 paragraf, masing-masing paragraf 3
kalimat) dalam file naskah kumpulan resume
Jadi urutannya seperti ini :
Ø
Cover
Ø
Kata Pengantar
Ø
Daftar Isi
Ø
Isi naskah
Ø
Profil Penulis
Ø
Sinopsis
Jadi semuanya dalam satu file. Tidak
dipisah-pisah menjadi beberpa file, WA Pak Brian ke nomor ini. Umar memberikan
no WA Pak Brian.
“Lha berapa biayanya ?” tanya Adi yang semakin
penasaran menoleh ke Umar.
“Murah kok, Cuma 300 ribu,” jawab Umar.
“Apa mau menerbitkan tulisan saya ? , mungkin
kurang dari 50 halaman,” tanya Adi lagi.
Umar mengatakan bahwa kata Pak Brian tidak ada
batas minimal jumlah halaman
hanya 30 halaman A5 saja tetap diterbitkan. Nanti akan menerima :
v
Desain cover,
v
ISBN
v
Layout
v
Edit ringan
v
2 Buku bukti terbit
v
E-Sertifikat
“Oke bagus itu, info ini yang lama ku tunggu, dan engkau datang tepat waktu,” kata Adi sembari menutup gawainya. Ia meminta Umar agar bisa dihubungkan ke Pak R. Brian P untuk menerbitkan tulisan-tulisannya yang selama ini masih bertengger rapi di blognya.
Sekilas info tambahan tentang Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd
Buku
Solo:
Blog
Untuk Guru Era 4.0 (Januari 2020)
Aksi
Literasi Guru Masa Kini (Mei 2020)
Menerjang
Tantangan Menulis Setiap Hari (Juni 2020)
Buku
Antologi:
- Senandung Rasa - Antologi Puisi (April
2020)
- Bersajak di Kala Pandemi - Antologi
Puisi (Mei 2020)
- Rona Rasa #dirumahaja - Antologi True
Story (Juni 2020)
- Ramadhan Tahun Ini - Antologi Puisi (Juni
2020)
- Semangatmu Inspirasiku - Antologi True
Story (Juni 2020)
- Inisialmu dalam Buku Ini - Antologi Puisi
(Juli 2020)
- Jejak Keberhasilan - Antologi True
Story (Agustus 2020)
- Kembara Bakti - Antologi True Story
(September 2020)
Penangggung
Jawab Pembuatan Buku Antologi:
Ini
Cerita Seru Hobiku
Pena
Digital Guru Milenial (Juli 2020)
Ukir
Prestasi Tebar Inspirasi (September 2020)
Komunitas
yang Diikuti:
Komunitas
Sejuta Guru Ngeblog (KSGN)
Komunitas
Pengajar Penulis Jawa Barat (KPPJB)
Gurusiana
PGRI
Kecamatan Kemayoran
Blogger
Jabodetabek
Blogger
Energy
Warung
Blogger
Bloggercrony
Mari
saling terhubung lewat medsos/kontak berikut:
Email:
brian_cisc@yahoo.co.id
Facebook:
https://www.facebook.com/brianpraszetyawan
Tampil beda semakin menarik
BalasHapusTampil beda semakin menarik
BalasHapusMakasih p budi,, sukses selalu
HapusAsyik nih. Pak Ahsan juga pakai gaya cerpen. Menarik sekali
BalasHapusMasih belajar pak brian,,, makasih pesannya
HapusWuiihh banyak inovasinya.. mantull
BalasHapusMakasih bu is,, sukses selalu
BalasHapusmenarik, kreatif dan informatif...keren pak
BalasHapusSemakin keren nih pak ahsan baik tulisannya maupun tampilan blognya
BalasHapusMakasih sobat,, sukses selalu
BalasHapusTeruslah berkembang dan berkibar, Om!
BalasHapusOke dik opin,, makasih kunjungannya
BalasHapusSuka pak dengan gaya tulisannya
BalasHapusSemangat terus buat Pak Ahsan. Aku kasih 4jempol. Hehehe
BalasHapusCiri khasnya selalu ada. Cerpen yang selalu menarik dibaca
BalasHapusMakasih buat semua,, sukses selalu
BalasHapusSama dengan judul tulisan saya resume dengan Bu kanjeng
BalasHapusMaksutnya,,, kok dg b kanjeng,,, sukses selalu
BalasHapusOke, ikut komen ya!
BalasHapusResume yang unik karena pakai cerita dulu. Namun, ada beberapa hal yang kurang tepat, tetapi sering dilakukan. Kalau menulis kalimat tanya, sebelum tanda tanya tidak usah pakai spasi, Pak.
Kalimat "Kamu mau ke mana ?" yang benar itu "Kamu mau ke mana?"
Spasi dipakai setelah tanda tanya. Contoh: "Kamu kerja? Hem, ya, sudahlah, nggak apa-apa."
Begitu saja ya, Pak. Terima kasih.
Semakin keren pak Ahsan mengemas resumrnys, dengan cerpen yang bagus
BalasHapusDuuuh....yg pake baju baru....bagus dg kemasan cerpen ternyata resume jauh lbh bagus.
BalasHapusbagus pak bisa dicontoh he he maklum baru pemula jd hrs banyak belajar. keren deh pokok e
BalasHapus