SALAH TAFSIR

SALAH TAFSIR

Di suatu desa wilayah Propinsi Jawa Timur, hidupnya sepasang suami istri bernama Karyo dan Paini. Kehidupan mereka sangat makmur tanpa kekurangan. Usaha Toko bahan bangunan yang dijalaninya berjalan lancer dan maju. Pak Karyo dengan Bu Paini dikaruniani putra kembar dan diberi nam


a Bejo dan Tejo. Rumah tangga yang dijalani kedua pasangan tersebut sudah berjalan selama hampir 35 tahun. Pak Karyo sebagai seorang pengusaha bahan bangunan merasa dirinya sudah tua dan sering sakit sakitan. Suatu hari Pak Karyo meminta istrinya untuk memanggil kedua putranya yang sedang bermain kelereng di samping rumah bersama teman-temannya, dan terjadilah percakapan sebagai berikut :

Bejo dan Tejo : "Assalamu'alaikum Bapak

Pak Karyo       : "Wa'alaikumussalam, nak berdua kalian ke sini"

Bejo                : "Ada apa Bapak kok memanggil kami berdua"

Pak Karyo       : "Ada pesan yang akan kusampaikan kepada kamu berdua"

Tejo                : "Pesan apa Bapak"

Pak Karyo       : "Begini,   bapak kan sudah tua dan sering sakit, nanti di saat bapak dipanggil oleh Sang Kholiq aku titip dua pesan,  jika kamu ingin menjadi orang yang sukses, maka pertama jangan pernah menagih utang yang kau berikan kepada orang lain"

Bejo dan Tejo : "oooo gitu,

Tejo                : “Terus selanjutnya Bapak yang kedua apa ?

 Pak Karyo      : "Yang kedua janganlah kau pernah kena sinar matahari"

Bejo dan Tejo : Baiklah Bapak terimakasih atas pesannya kepada kami, kami mohon pamit dulu Bapak." assalamu'alikum

Pak Karyo       : wa'alaikum salam, "ya nak hati hati 

Lalu Bejo dan Tejo bergegas menuju ke teman-temannya untuk melanjutkan permainan kelereng.

Seiring berjalannya waktu, Bejo dan Tejo semakin dewasa dan sudah waktunya membina rumah tangga. Pesta pernikahan kedua anak tersebut digelar bersama dengan diadakan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dengan lakon “Bejo Kemayangan”. Bejo dan Tejo diberi orang tuanya bekal atau modal  masing-masing satu (1) milyar sebagai modal usaha dalam berumah tangga.

            Di usia yang semakin senja dan disertai penyakit yang sering menjangkiti, membuat Pak Karyo sering keluar masuk rumah sakit untuk berobat. Dan suatu hari saat musim hujan sehabis Sholat Shubuh Pak Karyo menghembuskan nafas terakhirnya menghadap Sang Pencipta. Pak Karyo dimakamkan di lokasi makam desa yang terletak di sebelah barat desa.

             Bu Paini menjalankan usaha bahan bangunan dengan sendirinya yang kadang-kadang dibantu kedua anaknya yang sudah berumah tangga. Hasil usaha yang dijalanli Bu Paini tidak sebagus hasilnya seperti saat suaminya masih hidup. Hasil usaha hanya cukup untuk kehidupan sehari-hari. Bejo dan Tejo telah dibuatkan rumah masing-masing di desa lain yang berbeda dan diberi kebebasan berusaha dari modal 1 milyar yang telah diberi kedua orang tuanya. Bejo dan Tejo diingatkan ibunya tentang dua pesan sang ayah agar sukses.

            Rumah tangga yang dibina Bejo dan Tejo hampir berjalan 8 tahun, Bu Paini ingin melihat kesuksesan kedua anaknya. Saat tiba di rumah Tejo, Bu Paini melihat tidak ada kemajuan bisnis yang dijalani Tejo. Bahkan beliau melihat rumah Tejo tidak semakin bagus malah kelihatan makin banyak yang rusak tembok dan kayunya. Bu Paini menghampiri anaknya Tejo yang baru pulang dari kerja.

Bu Paini          : “Lho Jo (Bu Paini bisa memanggil), “Tak lihat usahamu kok malah surut, gimana kamu menjalankan nasehat bapakmu ?”

Tejo                 : “Bapak pesan kalau mau sukses jangan pernah menagih utang ke orang yang dihutangi”.

Bu Paini          : “Terus gimana kamu menjalankannya ?”

Tejo                 : “Banyak orang-orang yang saya hutangi tidak saya tagih, mereka hutangnya bahkan ada yang ratusan juta Bu”.

Bu Paini          : “Terus nasehat berikutnya”.

Tejo                 : “Bapak pesen kalau ingin sukses tidak boleh terkena sinar matahari”

Bu Paini          : “Lalu”

Tejo                 : “Tiap hari saya naik Taxi agar tidak kena sinar matahari. Uang saya keluar banyak untuk bayar Taxi tiap hari ”.

Bu Paini          : “Oooo gitu ya”, makanya kok usahamu kurang sukses”  Aku pamit dulu mau ke rumah Bejo”

Tejo                 : “Ya Ibu hati-hati di jalan”.

            Perjalanan Bu Paini dari rumah Tejo ke desa tempat tinggal Bejo sekitar 15 menit dengan naik mobil pribadi. Betapa tercengangganya Bu Paini saat berada di depan rumah Bejo, karena rumah yang dulu berubah total dengan pagar besi yang mewah nan luas dan usaha bisnis di samping rumahnya berupa CV Berkah yang melayani penjualan bahan-bahan kue secara partai dan eceran. Banyak lalu lalang karyawan dan pembeli yang keluar masuk area CV. Bu Paini sebelum masuk area rumah bertanya dulu ke tetangga Bejo apa benar ini rumahnya. Jawab tetangganya benar ini rumahnya. Akhirnya, Bu Paini masuk ke are rumah ternyata benar di situ ada Bejo yang lagi cuci mobilnya. Dihampirinya Bejo oleh Bu Paini dengan menepuk pundaknya.

Bu Paini          : “Assalamu’alaikum Bejo anakku “

Bejo (dengan kaget)    : “Wa’alaikumussalam, eee Ibu “. (Bejo langsung cium tangan ibunya dan bertanya). “Lho ibu sama siapa ke sini ?”

Bu Paini          : “Sendirian aja nak, rumahmu kok beda dari yang dulu “, sangat mewah berpagar besi, banyak lalu lalang karyawan”.

Bejo                 : “Ya Alhamdulilah Ibu, ini semua berkat do’a ibu dan bapak”. Saya cuma menjalankan pesan Bapak tentang kesuksesan hidup”.

Bu Paini          : “Apa pesan Bapakmu ?”

Bejo                 : “Bapak memberi dua pesan”, pertama jika ingin sukses jangan pernah menagih utang kepada orang yang pernah kau hutangi.

Bu Paini          : “Terus gimana kamu menjalani pesan tersebut ?”

Bejo                 : “Orang-orang yang berhutang kepada saya tidak saya tagih Bu”. Tapi saya ihlaskan, karena kata Pak Kyai kalau kita ihlaskan hutang kita dan diniatkan sebagai shodaqoh maka rizqi kita akan bertambah banyak dan barokah.”

Bu Paini          : “Benar kau nak”, lalu pesanya yang kedua apa ?”

Bejo                 : “Pesennya yang kedua jika ingin sukses jangan pernah kena sinar matahari.”

Bu Paini          : “Gimana kamu menjalankan pesan tersebut ?”

Bejo                 : “Sebelum matahari terbit sehabis sholat shubuh saya berangkat membuka CV dan toko saya, lalu saya pulang dan tutup CV dan toko saya setelah matahari terbenam sehabis sholat maghrib Bu”.

Bu Paini          : “ooo benar kau nak, makanya kekayaanmu semakin bertambah banyak”. Ya udah nak tak pulang dulu, jaga nasehat Bapakmu. Assalamu’alaikum “

Bejo                 : “Wa’alaikumussalam Ibu”. Hati-hati dijalan”. (Bejo menjabat tangan ibunya sambil memberi amplop tebal berisi uang ke tangan ibunya)

            Di perjalanan pulang ke rumah, Bu Paini merenung tentang perbedaan jauh pemahaman dan penerapan pesan suaminya ke anak anaknya. Kadang-kadang kita sering melihat orang yang sama-sama penjual ayam dari kandang yang sama berangkat pada waktu yang sama tapi hasilnya beda, perguruan tinggi sama jurusan sama dosen sama tapi kesuksesan berbeda. Pemahaman seseorang tentang ilmu kesuksesan hidup boleh sama, tapi penerapan tentang cara meraih kesuksesan itu yang perlu digali lebih mendalam.

            Tejo dan Bejo sama sama satu keluarga dengan ayah dan ibu yang sama. Bejo dan Tejo sama sama menerima pesan yang sama dari Bapaknya tentang kesuksesan. Tapi Bejo punya pemahaman yang lebih dari Tejo dalam penerapan pesan dari bapaknya. Pada diri Bejo memiliki ilmu tentang keberkahan yang membuat dirinya sukses dalam penerapan pesan. Bejo sukses menerapkan pesan religius bahwa kalau semakin banyak shodaqoh maka rizqi akan bertambah dan barokah. Ada pepatah jawa yang juga diterapkan Bejo, yaitu “Rizqimu ditutul pitik nek awakmu turu isuk “(rizqimu dimakan ayam jika kamu tidur pagi). Bejo berangkat pagi sebelum matahari terbit untuk membuka CV dan tokonya. Karena mungkin banyak orang membutuhkannya untuk membeli bahan bahan kue. Jika CV dan toko dibuka agak siang maka sudah banyak pesaing pesaingnya yang menyebabkan pembeli beralih ke toko lain. Lalu, CV dan toko Bejo ditutup agak sore karena mungkin ada orang orang yang belum sempat membeli saat jam kerja bisa membeli di luar jam kerja.

            Inilah sekelumit kalimat cerita yang mungkin bisa kita ambil hikmahnya dalam meraih kesuksesan hidup. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat khususnya pagi penulis dan umumnya bagi para budiman pembaca setia…aaaamiiiin

Salam sukses buat semua.

Jombang, 01 Oktober 2020

Ahsanuddin dari Kota Santri Jombang Jawa Timur

Komentar

  1. Tambahian gambar atau foto agar verita menjadi lebih menarik

    BalasHapus
  2. wah berarti harus menggambar nih....gambar ayah lagi menasehati kedua anaknya ambil di google boleh ya

    BalasHapus
  3. Sangat menginspirasi.. petuah hidup yang bermakna. Patut untuk direnungkan 👋

    BalasHapus
  4. makasih komentarnya, komentarnya membikin kami semakin semangat untuk menulis...terimakasih banyak

    BalasHapus
  5. Menambah semangat kita untuk belajar terus menulis

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGAPA HARUS MENULIS

SURGALAH UPAHNYA

KATA ADALAH SENJATA

PANDEMI MEMBAWA BERKAH

MENULIS SEMUDAH UPDATE STATUS

MIRIP SINYAL GAWAI

PUCUK DICINTA ULAM TIBA

BLOG MEDIA DOKUMENTASI

TIADA KATA TERLAMBAT

SANTRI SEHAT INDONESIA KUAT