PROSES DAN HASIL
Proses
Segala yang terjadi tentu melalui proses. Tidak ada yang tanpa
proses. Kalau tanpa proses itu namanya sulap, cukup dengan “Sim salabim”.
Proses yang diharapkan adalah proses yang sesuai dengan jalurnya, karena akan
dihasilkan produk berkualitas dan berdaya saing tinggi. Jika proses yang
dilakukan tidak melalui jalur yang benar maka hasil yang diharapkan tidak
berkualitas dan tidak mempunyai nilai jual yang tinggi. Seperti ingin sukses
belajar tidak mau melalui proses belajar tapi melalu jalur curang seperti
menyontek saat ujian, maka kesuksesan yang diraih akan terasa semu dan lambat
laut akan terseleksi alamiah.
Encon Rahman atau biasa dipanggil Kang Encon saat masih SMP
mempunyai kesukaan ( hobby ) membaca koran dan majalah. Ia berpikir tulisan
yang dimuat di koran sangat mudah. Memang sudah menjadi kebiasaan kita
memandang mudah apa yang belum pernah kita coba. Seperti kita sering memaki
pemain sepak bola yang gagal atau kurang fokus menendang bola ke gawang sehingga
gagal menghasilkan gol.
Kang Encon berproses menuju prestasi saat di
bangku SPG
Lulus dari SPG, Kang Econ mengikuti tes sipenmaru (tes penerimaan
mahasiswa baru) waktu itu dengan ongkos dari honor menulisnya. Tapi takdir
berbicara lain, Kang Encon tidak lulus. Tidak lulusnya ia di tes sipenmaru
tidak membuat kegiatan menulisnya kendor. Ia tetap berlanjut menulis. Di
tahun-tahun berikutnya, Kang Encon mulai memberanikan diri mengirim tulisannya
ke koran-koran nasional. Atas dorongan dari temannya yang mengatakan bahwa
walau sering menulis di koran tapi jika tidak diimbangi dengan pendidikan alias
gelar akan percuma, maka ia termotivasi untuk melanjutkan kuliah di Universitas
Pasundan (UNPAS) di FKIP jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ia mengambil
jurusan tersebut karena ingin mengetahui apa yang diajarkan di jurusan bahasa
dan sastra indonesia, bagaimana dasar pengembangan terkait kebahasan,
etimologi, serta pengembangan keterampilan berbahasa waktu itu.
Kegemaran membaca Kang Encon sejak duduk di bangku SMP, kegemaran
menulis tulisan ringan saat di SPG yang terpupuk terus sampai bisa menulis di
tabloid Mitra Desa dan Harian Umum Pikiran Rakyat induknya. Dilanjut kegiatan
menulis berbagai artikel, cerpen, dan tulisan-tulisan ke berbagai tabloid dan
majalah saat kuliah di UNPAS. Ditambah adanya bukti-bukti fisik berupa kliping
tulisan. Itu semua adalah proses panjang Kang Encon meraih kesuksesan. Diantara
hasil kesuksesan Kang Encon :
a.
Bisa meraih
gelar sarjana dengan biaya sendiri
b.
Sebagai guru
berprestasi dan tahun 2017 sebagai guru penerima penghargaan internasional di
Thailand
c.
Narasumber
Bimtek cara menulis artikel populer untuk koran dan majalah tingkat nasional.
Lalu bagaimana kita ?
Ini adalah pertanyaan yang perlu membutuhkan perenungan dalam,
khususnya “saya”. Kenapa saya beri tanda petik ?. Mungkin yang membaca termasuk
di dalamnya. Kita yang baru muncul keinginan menulisnya karena mungkin untuk
menambah angka kredit bagi PNS, atau untuk menambah penghasilan tambahan jika
dimuat di tabloid atau koran. Keinginan menulis yang muncul di saat usia sudah
menjelang purna dan belum pernah terpupuk sejak masa-masa sekolah. Tapi tidak
ada kata terlambat. Niat baik harus terus dibuktikan dengan kenyataan. Tidak
boleh kendor. Yang berniat menulis di tabloid atau majalah ini ada tips dari
Kang Encon :
Ø Mulailah menulis di tabloid atau majalah ringan yang persaingannya
sedikit atau tidak terlalu terkenal/ lingkup lokal, seperti propinsi.
Saya
dulu pernah mengirim sebuah artikel di MPA (Majalah Pendidikan Agama) Kemenag
Kanwil Propinsi. Alhamdulilah diterbitkan walau tidak mendapat honor, tapi ada
kebanggaan tersendiri. Berikutnya saya kirim lagi tapi tidak diterbitkan,
mungkin banyak persaingan.
Ø Mulailah menulis yang ringan-ringan
Ø Ketika sudah sering dimuat, barulah boleh merambah ke media
nasional.
Ø Tahan banting (tetap Istiqomah menulis)/ mental kuat. Ketika
mencoba ke koran dan belum dimuat janganlah patah arang dan harus introspeksi
diri. Tidak dimuatnya mungkin karena judul tidak sesuai harapan redaksi, tema
yang diusung tidak mewakili pembaca, atau ide sudah diambil orang lain.
Ø Sering membaca majalah atau koran yang lagi trend.
Ø Sering membaca dan membuat kliping tulisan orang lain tentang
tema-tema tertentu, misal tema hari ABRI tiap tanggal 5 Oktober, 17 Agustus,
dan sebagianya.
Ø Harus bergabung dengan komunitas menulis, alasannya kenapa ? Di
saat mengalami kemalasan karena rajin mengikuti kegiatan maka akan muncul
motivasi menulisnya.
Kesimpulan
1.
Hasil
tidak pernah mengkhianati proses. Gambaran proses Kang Encon yang telah lama
mengalami proses menuju kesuksesan sebagai penulis koran dan majalah tidak bisa
dilepaskan dari apa yang dialami sejak mulai duduk di bangku SMP.
2.
Tahan
banting untuk selalu berusaha dan berusaha merupakan kunci yang utama menuju
kesuksesan. Dalam istilah agama “Tidak Mudah Berputus Asa” dan tetap istiqomah.
Semakin mantul nih Pak Ahsan
BalasHapusmakasih,,,kok belum pedas...hhhh...sukses
BalasHapusWueloook.....super panjang. Tp klo boleh usul, itu textbox nya suah dibaca. Mungkin kontras warna kurang pas. Klo huruf berwarna putih mungkin jelas terlihat
BalasHapusPuanjaaaang....kompliiit. tapi itu textbox nya tdk jelas. Hampir tdk bs dibaca. Klo hurufnya putig mungkin lbh jelas terlihat
BalasHapusoke makasih masukannya...salam sukses
BalasHapusSaya suka yang distabilo kuning. Mantap resumenya
BalasHapushebatresumnya sangat lengksp
BalasHapusmakasih telah mampir,,,sukses selalu
BalasHapusKalau saya lihat, kok kurang serasi ya Pak? Foto narasumber gedhe banget, tapi tulisannya kecil.
BalasHapusUntuk gambar anak-anak panah itu, tulisannya kurang terbaca. Coba pakai warna putih saja agar lebih jelas.
Pakai diblok kuning, bolehlah untuk memberi penekanan. Begitu saja sarannya Pak.
Oke,, makasih p ketua pesannya,, segaja gede,, biar makin jelas gantengnya,,, hhh
BalasHapus