TIADA KATA TERLAMBAT
“Iya ibu”, jawab Doni sambil menggaruk kepalanya yang juga tidak bersahabat dengan bantal di
sampingnya. “Ada apa ? tidak biasanya jam segini kamu belum tidur ,” lanjut
ibunya bertanya sambil duduk di samping Doni.
“Karya tulis saya ditolak tidak lulus Bu”, jawab Doni sembari
mendekam bantal sambil duduk bersila.
Dahulu, Ibu Rahmah (Ibunya Doni) saat duduk di bangku kuliah termasuk
mahasiswa yang sukses meraih prestasi di bidang karya tulis, baik tingkat
kampus maupun nasional. Rupanya bakat tersebut terwarisi Doni, cuma kali ini
Doni belum beruntung.
“Ooo itu yang membuat kamu tidak bisa tidur, nggak papa mungkin
kamu harus banyak belajar lagi,“nasehat ibunya.
“Pada hal saya sudah belajar menulis dengan baik, yang diikutkan
lomba itu kumpulan karya ide-ide saya bu”, Doni seakan membela sambil terlihat
wajahnya cemberut kecewa. Doni ingin hasil karyanya diterbitkan kalau menang. Tapi
harapan itu pupus oleh kegagalan.
“Ayo tidur dulu !, besok kamu kan harus sekolah,” pinta ibunya
sambil berdiri berjalan keluar menutup pintu kamar Doni.
Udara pagi yang segar dan sinar mentari cerah di ufuk timur yang mulai
menampakkan dirinya tidak membuat segar dan cerah wajah Doni. Kegagalan karya
tulisnya dalam lomba masih tak terlupakan. Ibu Rahmah terus menyemangati Doni
berjuang pantang menyerah. Aktivitas pagi tetap ia jalani seperti olahraga dan
membantu orang tuanya. Persiapan ke sekolah telah selesai dan Doni pun
berpamitan berangkat.
Sudah seperti biasanya, semua siswa tiap pagi berkumpul di halaman
untuk berdoa bersama sebelum aktifitas belajar di kelas dilaksanakan. Jam pertama
pelajaran di kelas Doni adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Seorang pria tampan, paruh baya, berkumis tipis, berbusana batik
dan celana hitam dengan membawa tas berjalan memasuki kelas Doni. Beliau adalah
Pak Anam, seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang pernah sukses mengikuti
belajar menulis on line bersama Om Jay.
Tas hitam ditelakkan di atas meja guru, dinyalakannya OHP sebelum
beliau mengawali pembelajaran. Ucapan salam pembuka beliau sampaikan. Apersepsi
dan motivasi telah dilalui. Tibalah ke kegiatan inti.
“Anak-anak hari ini kita akan belajar tentang karya tulis”, kata
Pak Anam. “Bapak memiliki buku bagus
mengenai hal tersebut,” sambil Pak Anam menunjukkan buku cetak yang dimaksud.
“Buku ini memuat tips-tips: menulis, disiplin menulis, mencari
ide, dan bahkan cara mengirim naskah ke penerbit,” lanjut Pak Anam dengan wajah
senang agar anak didiknya termotivasi.
“Siapa pengarangnya ? Bapak ,” sambil mengacungkan tangan Doni
menyela.
“Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd atau biasa dipanggil Ibu Kanjeng yang
lahir pada tanggal 8 April 1961, beliau seorang motivator dan inspirator hebat
dalam karya tulis,”jawab Pak Anam.
Pak Anam menceritakan garis besar isi bukunya bahwa menurut Ibu
Kanjeng :
1.
Tips Menulis :
Ø
Banyak membaca,
Ø
Mencoba menulis ( di komputer, buku
harian, medsos, dan blog )
Ø
Mengirim tulisan ke media cetak/
penerbit
Ø
Terus menulis walau ditolak.
2.
Tips Disiplin Menulis :
·
Buatlah target
·
Fokus menyelesaikan tulisan
·
Reward dan punishment
·
Memilih judul yang menarik
·
Sesuaikan dengan tema tulisan.
·
Buat judul dengan kata yang mudah
diingat dan membuat orang penasaran untuk membaca isinya.
3.
Tips Mencari Ide :
ü
Bacalah sebanyak mungkin buku
ü
Refreshing
ü
Tulislah apa yang bisa ditulis
ü
Cari referensi dari berbagai
media.
ü
Bisa juga ATM (Amati, Tiru,
Modifikasi)
4.
Cara Mengirim Naskah ke Penerbit
:
v
Siapkan naskah yang rapi
v
Pilih penerbit yang sesuai dengan
jenis naskah
v
Perhatikan tata cara pengiriman
dan ketentuan mengirim naskah ke penerbit yang bersangkutan.
v
Kirimkan naskah beserta sinopsis
dan biodata penulis.
“Gimana anak-anak,” tanya Pak Anam.
“Kok tidak kemarin-kemarin ya ilmu ini saya dapatkan,” gumam
Doni dalam hatinya.
“Wah terlambat Pak,”, kata Doni seakan menyesali kenapa tidak
sebelumnya ia dapatkan ilmu ini agar menang dalam lomba. “Maksudmu ?” tanya Pak
Anam seperti penasaran aja.
Doni menceritakan kalau dia kemarin mengikuti lomba karya tulis,
ia tidak belajar ke guru bahasanya di sekolah yang berakibat kegagalan dalam
lomba.
“Ooo itu, tidak ada kata terlambat Don,” motivasi Pak Amir
kepadanya. “Bangkitlah, justru ini awal kesuksesanmu di bidang karya tulis, “
lanjut Pak Anam.
“Bu Kanjeng yang usianya memasuki purna aja masih semangat
menulis dan sukses menerbitkan bukunya, apalagi kamu yang masih mudah dengan
segudang harapan, “ kata Pak Anam memotivasi Doni.
Pak Anam mengakhiri pembelajaran. Dimatikannya proyektor, tas di
atas meja diambil, lalu beliau menutup dengan salam.
Saat telah memasuki jam istirahat, Doni dengan raut wajah ceria
keluar kelas menuju kantin. Dalam hatinya berkata “iya tiada kata terlambat,
kenapa saya yang masih mudah patah semangat, lusa kan masih banyak kesempatan
untuk menang”. “Mulai sekarang aku harus menerapkan tips tips dari Bu Kanjeng
yang disampaikan Pak Anam tadi”. Bu Kanjeng yang hampir memasuki masa purna aja
masih berkarya dan menghasilkan karya karya yang super, apalagi saya.”
Kadang kehidupan ini membuat insan berputus asa. Ia tidak
melihat bahwa takdir kesempatan menghirup udara masih diberikan. Kita tidak
mengetahui kapan takdir kehidupan ini berakhir. Karena itu kita gunakan takdir
hidup ini untuk berbuat yang lebih baik dan bermanfaat bagi sesama walaupun
hanya sebuah karya tulis. Dengan karya tulis orang akan mengenang bahwa kita
pernah hidup dan ada, serta dengan karya
tulis setidaknya kita bisa memberi motivasi untuk tetap berkarya tanpa kenal
lelah karena usia yang mulai menuju purna.
Pantun motivasi
Buah manggis
buah delima
Gadis manis
siapa yang punya
Walau usia
telah purna
Tetap semangat
untuk berkarya
Mantap ustadz langsung dapat ide luar biasa, saya masih memikirkan ustadz sudah melakukan. Jadi makin semangat saya...sukses terus...
BalasHapuswah keren pak tulisannya. perumpaan yang menarik. kreatif sekaliii
BalasHapusJossss, mantap Pak Ahsan. Toppp
BalasHapusMakasih teman teman dan sukses selalu
BalasHapusResume bagus,lengkap
BalasHapusMakasih salam sukses
BalasHapusWah keren, cerpen yang banyak ilmunya ini...
BalasHapusMantap.. Saingan Pak Momo nih... Semangat terus ya!
BalasHapusUsai bermunajat membaca kisah Doni.dan gurunya lumayan menginspirasi.alhamdulillah bila bisa menginspirasi peserta di gel 16
BalasHapusAlhamdulillah sudah bisa Istiqomah awwalan nggih pak Ahsan dalam buat resume, kalau saya tadi malam baru dapat judul dan satu paragraf sudah tinggal 5 Watt😊
BalasHapusDisajikan dalam bentuk cerpen atau apa ya ini namanya?
Jazaakallah bacaan pertama yang enak dibaca👍👍
Makasih semuanya , salam sukses
BalasHapusTerima kasih sdh mengerjakan tugas resumenya dengan baik.
BalasHapusIkut berkomentar nih.
BalasHapusResume yang disusun dalam bentuk cerita memang berbeda, dibandingkan dalam bentuk artikel/esai. Sebab, pada dasarnya orang itu suka dengan cerita.
Tips-tips menulis dari Bu Kanjeng juga disajikan dengan runtut atau berurutan. Jadi, setiap pembaca mengerti alurnya.
Namun, ada sedikit saran, terutama dengan pemakaian tanda baca. Saya ambil contoh beberapa ya?
“Terlambat ya Pak,”, kata Doni seakan menyesali kenapa tidak sebelumnya ia dapatkan ilmu ini agar menang dalam lomba. “Maksudmu,” tanya Pak Anam seperti penasaran aja. Kalimat tersebut semestinya:
“Terlambat ya Pak?” tanya Doni seakan menyesali kenapa tidak sebelumnya ia dapatkan ilmu ini agar menang dalam lomba. “Maksudmu?” Tanya Pak Anam seperti penasaran aja.
Kalau kalimat tanya, mesti dengan tanda tanya Pak.
Ada juga kalimat lainnya:
“Ayo tidur dulu! Besok kamu kan harus sekolah,” pinta ibunya sambil berdiri berjalan ke luar menutup pintu kamar Doni.
Kalau yang ini kalimat perintah dan kalimat narasi biasa. Kalimat perintah harus dengan tanda seru.
Mungkin begitu saja pak, komentar dari saya. Nanti malah jadi terlalu panjang, melebihi tulisan aslinya. Hehe..
Semangat menulis untuk berbagi!
Makasih masukannya pak ketua,, ini yg saya tunggu
BalasHapusSuper sekali, salam literasi
BalasHapusKeren banget pak Ahsan, langsung selesao resumenya, lengkap lagi,
BalasHapusSemakin memantapkan ciri khas ni pak ahsan, aku suka...
BalasHapusDitunggu di "rumahku" yah
hampir saja judulnya sama, untung saja blogg saya belum publish jadi masih bisa dirubah..pokoknya punya pak ketua bagus deh.
BalasHapusIkut komentar ah. Secara umum resumenya semakin mantap. Sekadar menambahkan untuk pemakaian tanda baca seperti yang sudah disampaikan Pak Ketua, yaitu tentang penggunaan kata sapaan dalam kalimat langsung. Kata sapaan dalam kalimat langsung ditulis dengan huruf kapital dan didahului dengan tanda koma. Misalnya, "Mau ke mana, Pak?" tanya Budi kepada gurunya. Kemudian untuk kalimat langsung yang panjang masih butuh perbaikan. Misalnya di bagian ini Dalam hatinya berkata “iya tiada kata terlambat, kenapa saya yang masih mudah patah semangat, lusa kan masih banyak kesempatan untuk menang”. “Mulai sekarang aku harus menerapkan tips tips dari Bu Kanjeng yang disampaikan Pak Anam tadi”. Bu Kanjeng yang hampir memasuki masa purna aja masih berkarya dan menghasilkan karya karya yang super, apalagi saya.” Menurut saya terlalu banyak tanda petik ("). Kalau memang dia membatinnya langsung sekaligus, tanda petik (") cukup dua di awal dan di akhir. Itu saja dulu 😁
BalasHapusIkut komentar ah. Secara umum resumenya semakin mantap. Sekadar menambahkan untuk pemakaian tanda baca seperti yang sudah disampaikan Pak Ketua, yaitu tentang penggunaan kata sapaan dalam kalimat langsung. Kata sapaan dalam kalimat langsung ditulis dengan huruf kapital dan didahului dengan tanda koma. Misalnya, "Mau ke mana, Pak?" tanya Budi kepada gurunya. Kemudian untuk kalimat langsung yang panjang masih butuh perbaikan. Misalnya di bagian ini Dalam hatinya berkata “iya tiada kata terlambat, kenapa saya yang masih mudah patah semangat, lusa kan masih banyak kesempatan untuk menang”. “Mulai sekarang aku harus menerapkan tips tips dari Bu Kanjeng yang disampaikan Pak Anam tadi”. Bu Kanjeng yang hampir memasuki masa purna aja masih berkarya dan menghasilkan karya karya yang super, apalagi saya.” Menurut saya terlalu banyak tanda petik ("). Kalau memang dia membatinnya langsung sekaligus, tanda petik (") cukup dua di awal dan di akhir. Itu saja dulu 😁
BalasHapusmakasih temen temen semua...oke juga pak sudomo...eh saya bukan ketua lhoo...salam sukses selalu
BalasHapusKeren Bu, bagi saya yang masih pemula dalam menulis, tulisan Ibu sangat menginspirasi saya.
BalasHapusoke makasih,,,maaf ini pak ahsan yaaa,,ingat ingat pak ahsan, salam sukses selalu
HapusWah, sudah ramai ya. Memang berbeda kalau disampaikan dengan cara bercerita.
BalasHapus