BINGUNG HARUS BERBUAT APA?

 


Kebingungan kadang membuat pikiran tidak konsen dan tak terarah. Kebingungan yang muncul secara tiba-tiba dari problem yang tak diharapkan kehadirannya. Rencana yang matang dan sudah siap saji menjadi berserakan tak tentu arah.

 Apakah Anda pernah mengalami hal tersebut? Tentu jawabannya ya! Kok bisa menentukan jawaban? Keyakinan saya seperti itu karena Anda sekarang membaca tulisan saya. Jalan keluar dari suatu kebingungan itu yang mungkin Anda inginkan setelah membaca tulisan saya.

 Masa pandemi covid-19 yang belum jelas masa berakhirnya. Pandemi yang kemunculannya tidak terduga tanda-tanda nyata. Rencana yang sudah dibuat dan akan dilaksanakan menjadi kacau dan harus membuat rencana berikutnya.

 Bingung harus berbuat apa? Di masa pandemi Covid-19 rasanya membuat semua orang membuang waktu dan bingung harus berbuat apa karena mendadak PJJ. Itulah yang pernah dialami Ibu Eva Hariyati Israel, S.Kom.yang lahir di Sinjai Sulawesi Selatan tanggal 21 September 1983.  Guru TIK di SMAN 1 Kota Kupang NTT.

 Awalnya Bu Eva ikut bergabung dan menimbah ilmu mengikuti setiap rangkaian materi yang disajikan dalam forum belajar menulis gelombang 7 di bulan Maret bertepatan dengan pandemi Covid-19.  Beliau satu angkatan dengan Ditta Widya Utami, narasumber tempo lalu. Beliau juga Sahabat Rumah Belajar tahun 2019 dan 2020 seperti Bapak Hamzah Ramdhani dari Sulsel.

 Langkah yang diambil Bu Eva bergabung di grup menulis Om Jay adalah untuk peningkatan kompetensi menulisnya. Setiap hari Bu Eva berlatih menulis 3 paragraf pertama dari ide-ide yang dilemparkan Om Jay. Ada tema-tema seperti kucing, siomay, anak bayi, dan apa saja yang dilemparkan Om Jay di grup diharapkan bisa dirangkai kata hingga minimal 3 paragraf.

 Sukses ke Penerbit Mayor

Keterampilan menulis Bu Eva yang semakin lancar membuahkan hasil. Bu Eva bisa menunjukkan aksi nyata menulis dan melahirkan buku yang berjudul “Kelas Maya-Membangun Ekosistem E-Learning di Rumah Belajar”. Buku tersebut berhasil diterbitkan di Penerbit Andi.

 Bagaimana proses setelah buku dinyatakan diterima penerbit mayor? Bu Eva menceritakan bahwa setelah buku dinyatakan diterima, mulailah proses editing pertama oleh pihak penerbit dengan beberapa tahapan sebagai berikut:

1.    Editing Sampul

Ya editing sampul. Sampul dibuat disesuaikan dengan materi yang ada dan kebutuhan pasar agar tertarik dengan melihat sampulnya. Jadi penulis tidak kerepotan membuat sampul.

Saat sampul pertama kali dikirim  Bu Eva merasasudah sangat senang sekali sepeti melihat bukunya sudah jadi.

Mungkin itu juga yang akan saya alami jika buku saya bisa terbit di penerbit mayor.

2.    Editing naskah oleh penerbit, tata kelola urutan dan tulisan disesuaikan dengan konsep dan gaya bahasa.

Naskah penulis akan diedit oleh penerbit. Editing tata bahasa dan aturan penulisan disesuaikan dengan aturan yang ada.

3.    Setelah editing penerbit naskah proof dikirim kembali ke penulis beserta surat perjanjian penerimaan naskah dan royalty bagi penulis.Sebagai penulis kita diberi kesempatan melihat kembali susunan dan tata bahasa buku kita sebelum dinaikkan ke proses cetak

4.    Setelah editing oleh penulis naskah kembali dikirim ke penerbit untuk selanjutnya ke proses cetak.


Launching Buku Bu Eva oleh Penerbit Andi

Keputusan Bu Eva mengambil sikap bergabung di grup belajar menulis online membuahkan hasil yang menggembirakan. Keputusan dari rasa kebingungan harus berbuat apa menghadapi pandemi Covid-19 yang muncul tiba-tiba.

 Setelah melalui empat tahapan proses tersebut di atas, berselang 1 bulan setelah editing naskah proof dikirim akhirnya tibalah masa yang ditunggu-tunggu launching buku pertama yang dirangkai dengan seminar Digital Mainset yg disajikan melalui bincang daring dengan Prof.Eko melalui zoom dengan TV.Andi. Inilah salah satu keuntungan jika buku kita diterbitkan penerbit mayor, marketingnya tidak lagi membebani kita

 Kriteria Buku Lolos ke Penerbit Mayor

Bu Eva menjelaskan bahwa ada kriteria buku bisa lolos ke penerbit mayor, yaitu:

1.    Tema buku.

Jika di cari pada google trends menunjukkan grafik yang bagus. Jangan sampai tema yang ditulis bukan tema-tema yang lagi trend. Penerbit tidak mau dirugikan dengan buku yang tidak laku jual akibat tema yang tidak ngetrend.

2.    Profil penulis.

Semakin terkenal dan kredibel seorang penulis akan sangat baik. Bagaimana dengan penulis pemula seperti saya? Jika kita sudah berniat menjadi penulis, maka jangan patah arang atau patah hati.

Kalau penulis kurang kredibel, maka bisa memilih tema yang lagi ngetrend. Karena tema yang lagi ngetrend bisa dilirik penerbit untuk diterima tulisan tersebut, walau penulis tidak terkenal/kredibel.

3.    Target pasar yang menguntungkan.

Target pasar bisa instansi pendidikan, atau instansi mana saja yang bisa tertarik dengan buku yang telah diterbitkan. Ini juga ditentukan oleh tema buku  yang bisa menjangkau target pasar yang lebih luas. Target pasar yang tak terbatas usia dan tempat pembaca.

4.    Ragam tulisan kita sesuai dengan visi misi penerbit

Jangan sampai salah mengajukan penerbitan buku ke penerbit. Penulis harus mengetahui visi misi penerbit yang dituju. Seperti Penerbit Andi yang mengacu pada pendidikan.  Penulis yang menginginkan diterbitkan Penerbit Andi, maka jangan sampai menulis di luar visi misi pendidikan.

 Keuntungan Ketika Buku Bisa Terbit      

Keuntungan akan diperoleh penulis jika bukunya bisa terbit, apalagi di penerbit mayor. Inilah beberapa keuntungan yang diperoleh penulis ketika bukunya bisa terbit, yaitu:

1.    Kepuasan batin.

Kepuasan batin merupakan satu hal yang tidak bisa kita ukur dengan apapun. Apa yang kita rasakan ketika ke toko buku terlihat ada buku kita tertata rapi  di rak buku. Dan banyak lagi kepuasan batin yang akan diperoleh seorang penulis.

2.    Integritas, kredibilitas dan percaya diri semakin baik.

Penulis semakin percaya diri ternyata dirinya mempu menulis dan menerbitkan bukunya. Apalagi kemampuan yang selama ini belum pernah ada. Kemampuan yang muncul ketika keputusan yang baik bergabung ke grup menulis online.

Seperti saya yang juga memutuskan bergabung ke grup menulis online bersama Om Jay. Saya sekarang sudah merasakan kepercayaan diri bisa merangkai kosa kata walaupun buku yang diidamkan belum terbit.

3.    Motivasi bertambah

Buku yang telah diterbitkan ke penerbit akan menambah dorongan tersendiri bagi penulis untuk semakin meningkatkan menulisnya. Tema-tema yang ada bisa dikembangkan menjadi tulisan yang menjadi daya tarik pasar.

4.    Terbuka peluang peluang baru untuk menjadi narasumber, motivator menulis dan hal-hal positif lainnya.

Ketika buku yang ditulis telah dibaca berbagai kalangan, maka banyak pihak yang tertarik untuk menimbah ilmu ke penulis. Penulis akan dijadikan narasumber untuk mengupas buku yang ditulisnya. Termasuk sebagai narasumber motivator sukses menulis dan menerbitkan buku.

5.    Royalty

Penulis akan mendapatkan royalty atau bonus jika bukunya berhasil diterbitkan di penerbit mayor. Penerbit mayor sudah mematok besaran jumlah royalty sesuai aturan dan perjanjian dengan penulis.

 Kesimpulan

Keputusan yang diambil Bu Eva untuk bergabung ke grop belajar menulis online bersama Om Jay merupakan keputusan yang bijaksana. Keputusan karena menghadapi kebingungan terhadap pandemi Covid-19 yang kemunculannya secara tiba-tiba.

Saya juga bergabung ke grop belajar menulis on line bersama Om Jay. Pandemi Covid-19 membuat waktu saya di rumah semakin banyak karena kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring/PJJ. Adanya grop belajar menulis online yang saya idamkan sangat membantu menambah ilmu lain di sela-sela kegiatan PJJ. Ilmu menulis yang selama ini saya harapkan.

Banyak motivasi yang didapatkan dari kegiatan ini. Motivasi belajar menulis dan menerbitkan buku.

Hal yang saya rasakan adalah sudah mulai terbentuk karakter menulis setiap hari. Ada rasa tidak enak jika tidak menulis. Di samping saya sudah terbiasa membaca buku-buku untuk menambah kosa kata. Semoga sukses. Aaamiiin.

Komentar

  1. On line sama online itu beda, lho, Om. 😁

    BalasHapus
  2. Saya baca tulisan ini tidak dalam keadaan bingung kok hehe

    BalasHapus
  3. Oke makasih atas kunjungannya, dan sukses,,,

    BalasHapus
  4. Mantap Pak, Ahsan...sedikit keliru,saya lahir Di sinjai 😉.keseluruhan suka alur ceritanya keren,Sukses selalu pak

    BalasHapus
  5. Oke, ikut berkomentar. Saran saya, untuk warna subjudul hitam saja, Pak. Tapi dibuat tebal atau ukurannya lebih besar. Agar lebih kelihatan begitu.

    Sip, sukses!

    BalasHapus
  6. Aku suka baca resume pak Ahsan, akurat dan ada opini yang diselipkan...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGAPA HARUS MENULIS

SURGALAH UPAHNYA

KATA ADALAH SENJATA

PANDEMI MEMBAWA BERKAH

MIRIP SINYAL GAWAI

MENULIS SEMUDAH UPDATE STATUS

PUCUK DICINTA ULAM TIBA

BLOG MEDIA DOKUMENTASI

TIADA KATA TERLAMBAT

SANTRI SEHAT INDONESIA KUAT