EFEK GEMUK KOSA KATA BAGI PENULIS

 

Nur Aliem Halvaima, SH, MH

Ingin gemuk badanmu? Ya banyak makan, minum, istirahat yang cukup, jauhkan dari stres dan beban. Biasanya yang mudah adalah makan dan minum sebelum tidur. Terus kalau Anda sudah gemuk untuk apa? Mau numpuk kolesterol! Atau menambah sensasi agar orang melihatmu makmur?

 Sisi lain mungkin agar menambah kepercayaan diri. Badan kok krempyeng! Kalimat ini yang biasa membuat seseorang kurang percaya diri. Sehingga dilakukanlah penggemukan diri. Bagaimana carannya? Baca saja ini

Urusan penggemukan biar diserahkan pada mereka saja. Mereka siapa? Mereka yang berkepentingan. Saya kan tidak berkepentingan membahasnya. Lha itu kok ditulis! Ooo iya lupa. Kok jadi pelupa ya saya. Mungkin kurang banyak membaca nih.

 Sudahlah tidak usah membahas teknik penggemukan badan! Kita kan lagi membahas “Efek Gemuk Kosa Kata”. Kok ada ya istilah “gemuk kosa kata!” Apa maksudnya?

 Mau tahu maksudnya! Gemuk kosa kata itu artinya perbendaharaan kosa kata yang dimiliki seseorang lebih dari yang dibutuhkan. Lha ukurannya apa? Kalau badan gemuk bisa diukur dengan timbangan. Gemuk kosa kata diukur dengan apa?

 Cara mengukur seseorang gemuk kosa kata dengan membaca tulisannya jika dia penulis. Apakah gaya tulisannya sudah sesuai aturan, enak dibaca, nyaman, atau tidak. Kalimat yang dibuat mengandung kata yang saling berkesinambungan atau tidak.

Jika dia penceramah, dilihat dari gaya bicaranya, kalimat yang keluar, dan bahasanya. Itu menurut saya lho! Kalau Anda ingin menambah, ya silahkan! Kan ada kolom komentar.

 Terus, bagaimana agar gemuk kosa kata? Ingin tahu! Jawabannya adalah dengan banyak membaca. 

Menurut Bang Nur Terbit. Lho kok dipanggil “Bang Nur Terbit? Ya, karena tulisan beliau hampir selalu terbit di media. Kembali ke Bang Nur Terbit ya! Bang Nur Terbit mengatakan bahwa untuk mahir menulis harus banyak membaca. Ya minimal membaca ulang tulisan sendiri (dimana kekurangannya, ejaannya dll). 

Maaf sedikit keluar dari topik.

Saya ingin memperkenalkan dulu siapa Bang Nur Terbit itu?

Bang Nur Terbit adalah seorang wartawan,  sekaligus penulis buku. Bang Nur menjalani profesi wartawan daerah di Makassar sejak masih kuliah, berlanjut jadi koresponden Harian Terbit (Pos Kota Grup) di Sulawesi Selatan. Anak Bugis-Makassar yang dilahirkan 10 Agustus 1960 ini namanya Nur Aliem Halvaima, SH, MH. Nama pena dan media sosial adalah Nur Terbit. Anak ke-3 dari 7 bersaudara pasangan Haji Muhammad Bakri Puang Boko - Hajjah Sitti Maryam Puang Mene. Tahun 2015 dia menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Jakarta, program S2 ilmu hukum dengan tesis "Pola Pemberian Upah Untuk Kesejahteraan Wartawan Media Cetak di Provinsi DKI Jakarta". Sedang S1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syari'ah dan Hukum. Sementara Sarjana Muda di IAIN Alauddin Makassar.

 Wih mantap Bang Nur! Ternyata wartawan senior. Dengan segudang prestasi. Kalau saya mengikuti belajar menulis on line bersama Om Jay belum membawa prestasi. Belum ada prestasi sebelumnya, alias nol prestasi. Beda dengan anggota yang lain, sudah banyak prestasi. Bahkan ada yang sudah terbit bukunya. Jadi sudah lancar tinggal menambah asesoris saja.

 Kembali ke laptop! Kayak Si Tukul aja! 

Sekarang kembali ke penggemukan kosa kata. Apa tujuan Anda menggemukkan kosa kata? Untuk ceramah atau menulis? Kalau saya yang jawab, untuk menulis.

Kenapa dijawab untuk menulis? Karena menulis bisa diwariskan. Kok diwariskan! Maksudnya, tulisan yang sudah terbit dalam bentuk buku akan terus dibaca dari generasi ke generasi.

 Kalau untuk ceramah, kira-kira bisa nggak diwariskan? Jawab sendiri aja ya, karena saya lagi tidak mood membahas itu.

 Bagaimana tulisan kita bisa terbit? Salah satunya sudah saya jawab di atas. Yaitu harus banyak membaca. Itu kunci awal bisa sukses menulis. Lalu, apa manfaat dari banyak membaca?

Menurut Bang Nur Terbit bahwa dengan banyak membaca :

1.        Memperkaya perbendaharaan kata

Jangan hanya kaya harta benda, tapi kaya perbendaharaan kata. Kenapa? Harta yang banyak tidak bisa dipertahankan. Pemiliknya tidak bisa beralasan untuk melarang habisnya harta.

 

Beda dengan perbendaharaan kata. Banyaknya kata bisa dipertahankan bahkan bisa semakin banyak tak terkendali. Kok bisa? Karena belum pernah ada pencuri kata. Yang bisa menghilangkan perbendaharaan kata hanya pemiliknya sendiri.

 

Pembendaharan kata hilang jika tidak ada lagi mood dan niat. Artinya apa? Pemiliknya tidak ada lagi gairah dan niat membaca dan menulis. Alias malas.

2.        Belajar EYD

Dari bacaan, berbagai bentuk kalimat dapat kita lihat teknik penulisannya. Bagaimana membuat kalimat pasif, aktif, langsung, dan tak langsung. Termasuk penulisan tanda baca yang benar.

Seperti ketika saya membaca tulisan dari teman yang sudah pernah menjuarai lomba menulis, maka ditemukan tulisan yang sesuai EYD atau PEUBI.

3.        Menambah wawasan, terutama bagaimana format menulis: belajar menyusun paragraf, huruf sambung, dan sebagainya.

Kita bisa balajar banyak dan banyak belajar dari tulisan-tulisan yang sudah ada. Belajar bagaimana menyusun paragraf sehingga saling berkesinambungan. Belajar tata bahasa dan penulisan tanda baca. Dan banyak lagi yang bisa kita dapatkan dari banyak membaca karya orang lain.

4.        Belajar style (gaya) gaya penulisan orang.

Styel penulisan penting agar memudahkan dalam merangkai kata menjadi paragraf yang sinambung. Kosa kata yang ingin dituangkan dalam tulisan bisa mengalir bak lancarnya aliran sungai sesuai syle penulisan yang dipilih.

 

Saya bisa mempelajari gaya penulisan orang setelah saya membaca blognya. Ada gaya wartawan, gaya cerita, dan berbagai gaya penulisan bisa dipilih.

 Menurut Bang Nur, boleh meniru tapi jangan 100%. Kalau itu namanya copy paste alias plagiat.

 Kewartawanan 

Ada ilmu menarik dari Bang Nur tentang kewartawanan. Apa itu? Maaf agak sedikit geser, boleh kan? Biar bokong ini tidak panas. Apa hubungannya? Tidak ada sih hubungannya. Coba hubungkan sendiri aja! Ini ilmu dari Bang Nur :

Sebagai seorang penulis berita, peristiwa, laporan mata dari lapangan, atau istilah jurnalistik, maka secara tertulis atau (kadang) dilengkapi foto dari TKP (istilah kepolisian tempat kejaian perkara) ke kantor redaksi koran/media.

 Pekerjaan Bang Nur jelas membutuhkan kosa kata yang begitu banyak. Kenapa? Biar bisa dibuat laporan yang menarik. Tidak mungkin bisa menjadi jurnalis kalau tidak bisa merangkai kosa kata dalam laporan. Kan lucu!

 Bang Nur jelas gemuk kosa katanya. Tuntutan profesi yang menuntut Bang Nur untuk selalu menambah kosa kata. Tapi memang kata Bang Nur bahwa kegiatan menulisnya sudah mulai dicoba sejak SD. Wow masih SD sudah mencoba jadi penulis.

 Bang Nur kecil mulai menulis Puisi Anak, Cerita Anak, bahkan mengirim gambar di rubrik Anak

Ada koran Pedoman Rakyat (PR), koran tertua di Makassar, bahkan se Indonesia Timur. Beliau waktu itu bangga ketika pertama kali tulisan dimuat di koran. Yang lebih bangga lagi dapat honor, dikit.via wesel pos

Setelah tulisan sudah berani dikirim ke koran dan dimuat, mulai tambah berani ikut lomba menulis. Beberapa kali Bang Nur kecil mewakili sekolah utk lomba menulis antarsekolah dan Alhamdulillah menang.

 Jadi bukan karena tuntutan profesi kalau Bang Nur gemuk kosa kata, tapi apa? Ya karena sejak kecil sudah terbiasa menulis. Coba itu baca sejak SD lho!

 Menulis Berita Koran/Majalah dan Bebas/Opini/Artikel

Sebagai seorang jurnalis, Bang Nur paham betul tentang bagaimana menulis berita di koran/majalah dan bebas seperti artikel di media. Apa itu perbedaannya?

Menulis berita di media ada format atau standar baku, yaitu berita tidak boleh (dilarang) memasukkan opini penulisnya/wartawannya.

Dan menulis rubrik/opini seperti artikel di media sudah disiapkan, baik koran, majalah, tabloid, dan sebagainya. Di rubrik inilah wartawan bisa menyampaikan pendapat, gagasan, pemikiran, boleh saja yang by name.

Selain wartawan sebagai tugas utamanya, rubrik opini ini bisa diisi oleh orang luar. Maksudnya pembaca, sesuai keahlian dan bidang yang dikuasainya.

Lima Kunci Bang Nur Buat Penulis 

Ada titipan kunci dari Bang Nur untuk sukses menulis. Kok kunci! Emangnya menulis ada kuncinya? Kayak mobil, rumah, atau apalah yang membutuhkan kunci!

Tidak sembarang kunci lho!. Kunci yang didapat Bang Nur selama menggeluti dunia tulis menulis. Ini kuncinya, coba baca ya!

1.    Menulis dengan kunci 3D. Tulislah yang D-ialami sendiri, yg D-isukai, yg D-ikuasai

Selain yang sudah disebutkan sebelumnya. Rajin baca, nonton TV/film, dengar radio untuk memperkaya wawasan sbg tabungan ide kalau mau menulis, terutama genre fiksi

2. PDLS = Peka Dengan Lingkungan Sekitar (KEPO)                 

3. TBTO = Terus Belajar atau Baca (dari) Tulisan Orang

4. TLMM = Terus Latihan Menulis di Media (Medsos)

5. TILM = Terus Ikut Lomba Menulis, sebagai uji coba sejauh mana kualitas tulisan kita

Inilah 5 kunci dari Bang Nur mau dipakai silahkan! Tidak dipakai yang silahkan! Mengenai penjelasannya tolong dijelaskan sendiri. Kok gitu! Ya karena saya mau mandi dulu. Sukses selalu ya!

Yang terpenting gemukkan dulu kosa kata Anda dengan banyak membaca. Anda baca tulisan karya orang lain agar bisa melihat syle dan indahnya susunan kalimat. Selamat menggemukkan kosa kata! Jangan hanya gemuk badan saja!. Kasihan tuh badan banyak kolesterolnya.

 

 

Komentar

  1. Hahaha...seruuu pak bacanya gak bosen. Saya masih kurus kosakata..msh harus banyak belajar. Terimakasih infonya

    BalasHapus
  2. Resumenya renyah...dibaca enak dan informatif. Sukses selalu pak.....

    BalasHapus
  3. Makasih atas kunjungannya,,,sukses selalu

    BalasHapus
  4. Mantaap pak Ahsan.. ayo semangat sebentar lg nulis buku..

    BalasHapus
  5. Banyak membaca membuat gemuk kosakata... menarik sekali

    BalasHapus
  6. Terima kasih sudah mampir. Sukses selalu

    BalasHapus
  7. Keren, Om! Banyak gaya menulis yang dipakai saat menulis resume. Tinggal dipilih gaya menulis mana yang paling nyaman. Semangat!

    BalasHapus
  8. keren pak. selalu menjadi inspirasi nih

    BalasHapus
  9. Terus berkarya pak ahdan, semoga nanti bisa diterbitkan kary karyanya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGAPA HARUS MENULIS

SURGALAH UPAHNYA

KATA ADALAH SENJATA

PANDEMI MEMBAWA BERKAH

MIRIP SINYAL GAWAI

MENULIS SEMUDAH UPDATE STATUS

PUCUK DICINTA ULAM TIBA

BLOG MEDIA DOKUMENTASI

TIADA KATA TERLAMBAT

SANTRI SEHAT INDONESIA KUAT