Jum’at Hariku, 6 Nov 2020 : BRI PEDULI

 


Mencuci baju tiap pagi merupakan kegiatan wajib aku sebagai seorang suami. Lho kok bukan istri yang mencuci! Aku sudah berkomitmen bertugas sebagai tukang cuci baju keluarga. “Aku” diganti “saya” aja biar egonya turun. Saya sudah berbagi tugas dengan istri soal urusan rumah tangga. Istri saya beri yang ringan-ringan saja.

 Walau ringan menurut saya, tapi itu sebenarnya berat. Kadang jika kasihan saya juga ikut membantu. Itupun jika saya tidak capek. Yang penting ada komitmen untuk saling menghargai sesuai tugasnya.

 Pagi itu sehabis kegiaan pagi, saya mempersiapkan diri ke BRI kanca. Ada apa saya ke BRI kanca? Ya pasti ada urusan dengannya. Mau tau aja nih! Jam setengah 7 saya berangkat, dan tiba di parkiran BRI ternyata di pintu masih tergantung tulisan “TUTUP”. Dan memang benar BRI masih tutup sepanjang hayat mungkin. Kan ruangan BRI ber-AC, jadi harus ditutup. Bukan itu maksudnya. Cari sendiri apa maksudnya tulisan “TUTUP” yang tergantung di pintu BRI.

 Akhirnya saya duduk di kursi tunggu depan bank. Orang-orang yang berkepentingan dengan bank sudah mulai berdatangan. Bisik-bisik terdengar, katanya bank buka jam 8. Hampir dua jam saya menunggu. Kegiatan menunggu tidak saya sia-siakan. Buku kiriman dari Om Jay mengenai belajar menulis saya baca. Katanya kalau ingin menulis harus banyak membaca dulu. Banyak membaca akan menjadi gemuk tulisan kita.

 Tukang parkir sudah datang dan mulai merapikan sepeda yang ada. Pak satpam sudah mulai membuka pintu bank, tanda bank sudah mulai melayani costumer. Satu demi satu costumer ditanya oleh pak satpam mengenai keperluannya. Termasuk tak ketinggalan tujuan saya datang ke bank.

 Saya diberi nomor antrian 10. Nomor yang sebenarnya tidak saya harapkan. Karena kedatangan saya lebih awal kayaknya. Tetapi saya ingin membudayakan antri, sehingga saya mendahulukan ibu-ibu yang banyak antri.

 Kursi kosong untuk antri telah saya tempati. Sambil menunggu antrian, saya tetap melakukan kegiatan membaca buku dari Om Jay. Semakin menarik dan termotivasi untuk menulis apa saja yang ada di pikiran ini. Jangan takut salah menulis. Kalau takut salah berarti sudah pintar. Kan kalau sudah pintar berarti tidak pernah salah?

 Sepintar dan selincah apapun seseorang dalam dunianya, pasti masih ada kesalahannya. Dari kesalahan kita bisa belajar dan mengoreksi, kemudian menindaklanjuti. Jadi kesalahan itu bagian yang tak terpisahkan dari kebenaran. Bagian dua wajah mata uang yang tak terpisahkan satu sama lainnya.

 Petugas bank memanggil nomor 10, dan saya menghadap petugas. Petugas bertanya apa yang bisa ia bantu. Saya sampaikan keperluan saya ke dia. Sudah saya persiapkan apa-apa yang diminta petugas. Tidak sampai dua menit urusan saya selesai. Pak satpam mempersilahkan saya keluar bank.

 Saat di luar, saya melihat pamflet tertempel di tembok dekat ATM. Tak potret pamflet tersebut untuk dijadikan tema menulis. Pamflet tersebut merupakan pamflet BRI peduli. Pamflet tentang “Cegah Corona dengan Cuci Tangan Pakai Sabun”.

 Menurut pamflet BRI Peduli, ada 5 langkah cuci tangan pakai sabun yang benar. Apa saja itu?

1.    Basahi tangan seluruhnya dengan air bersih mengalir

Seluruh tangan dibasah biar saat diberi sabun bisa melarut, karena ada titik-titik air di permukaannya.

2.    Gosok sabun ke telapak, punggung tangan dan sela jari-jari

Kemungkinan virus/kuman berada di bagian mana kita juga tidak tau. Maka semua bagian tangan digosok dengan sabun.

3.    Bersihkan bagian bawah kuku-kuku dan gosok sela-sela jari tangan

Setiap bagian dari tangan, tak lupa bagian kuku juga dibersihkan. Apalagi jika kukunya panjang yang dikhawatirkan juga mengandung kuman.

4.    Bilas tangan dengan air bersih mengalir

Kenapa memakai air mengalir? Biar kuman-kuman yang mati terbawa air masuk ke pembuangan. Jika tidak mengalir, dikhawatirkan kuman masih mendekati tangan dan tidak terbuang.

5.    Keringkan dengan handuk/tissu atau keringkan dengan udara/dianginkan.

Pengeringan dilakukan biar bisa beraktivitas kembali tanpa terganggu dengan tangan yang masih basah.

 

Kegiatan saya mengurus ke bank tidak sia-sia. Ada ilmu lain yang didapatkan. Apa itu? Yaitu tentang mencuci tangan dengan sabun menggunakan air yang mengalir dengan benar. Ilmu yang tak saya rencanakan untuk digali.

 

Mungkin karena buku bacaan Om Jay  yang saya baca, bahwa kita harus kreatif dalam menulis setiap tema apa saja yang ditemui. Dan tanpa sengaja saya menemukan pamflet di tembok bank BRI.

 

Saya menjadi termotivasi untuk menulis setiap hari. Saya berusaha menulis setiap tema yang ada, walaupun kadang masih kekurangan ilmu membahas tema tersebut. Saya ingin menunjukkan bahwa saya pernah ada dalam sejarah dengan menuliskan sebuah karya. Semoga cita-cita ini terwujud. Aaamiiin.

 Cara mencuci tangan pakai sabun yang benar bisa baca di sini

 

 

Komentar

  1. Wah keren, memang dengan melaksanakan pesan Om Jay, sekarang sudah menjadi penulis pak

    BalasHapus
  2. Makasih atas kunjungannya,, sukses selalu

    BalasHapus
  3. Siip setiap langkah kaki, setiap pandangan mata, setiap irama yg dide gar menjadi inspirasi..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGAPA HARUS MENULIS

SURGALAH UPAHNYA

KATA ADALAH SENJATA

PANDEMI MEMBAWA BERKAH

MIRIP SINYAL GAWAI

MENULIS SEMUDAH UPDATE STATUS

PUCUK DICINTA ULAM TIBA

BLOG MEDIA DOKUMENTASI

TIADA KATA TERLAMBAT

SANTRI SEHAT INDONESIA KUAT