Kamis, 12 November 2020: MAU MENULIS APA YA HARI INI?

 

Fotoku menulis

Mau menulis apa kok bingung! Barusan ada apa saja yang Anda kerjakan? Ya itu silahkan ditulis!

Pagi tadi saya bangun jam 3, untuk saur bersama istri dan anak bungsuku.  Tumben anak bungsuku ikut saur. Dia bilang, “Yah, besok saya mau puasa”. “Alhamdulillah sholihah anakku,”jawab hatiku.

Akhirnya istriku bertanya ke dia, “Nanti saur pakai lauk apa?”. “Mi gelas aja, Bu!” Jawabnya.

Sebelum anak bungsuku bangun untuk saur, istriku mempersiapkan makanan dan minuman yang dia pesan sebelum tidur.

Ternyata minuman yang dipesan “Minuman Susu Zi”. Minuman susu kesukaan dia. Dibangunkan anak bungsuku oleh istriku. Alhamdulillah anakku dengan cepat bangun dan menuju keran air untuk membasuh mukanya.

Aku juga sudah bangun. Ketika melihat anakku bangun dan selesai cuci muka, ku ucapkan ke dia, “Pintar ya Adik!”. Dia tersenyum terasa tersanjung.

Ada kebiasaan yang mungkin sulit ditinggalkan anak bungsuku. Setiap kegiatan di ruang tengah pasti harus memutar TV. Walau TV menyala kadang tidak dilihat, karena dia sibuk dengan kegiatan lain di depan TV.

Saat saur, dia juga menyalakan TV. Walau acaranya tidak film anak-anak, yang jelas harus menonton TV.

Selesai saur, aku dan istri Salat Tahajjud. Salat kegiatan rutin yang berusaha saya istiqomahkan. Anak bungsuku ternyata tertidur dengan TV menyala dan tidak dimatikan. Saat waktu Salat Subuh mulai masuk, aku dan istri berjamaah melaksanakannya.

Aktifitas subuh telah aku laksanakan. Istriku membangunkan anak bungsuku untuk Salat Subuh. Dan Alhamdulillah dia mudah dibangunkan. Sehabis salat, dia tidur lagi seperti biasanya. Kadang sampai hampir jam 10 siang baru bangun. Apalagi sekolah belum masuk seperti tahun sebelumnya. Pembelajarannya masih daring karena pandemi covid-19 yang belum berakhir.

Anak bungsuku semakin dibuat enjoy tidur seharian sehabis Salat Subuh. Padahal biasanya setengah 6 sudah bangun lagi dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk berangkat sekolah.

Kedisiplinan yang saya bentuk sejak dia kecil seakan diobrak-abrik si covid-19. Si covid yang belum mau bersahabat dengan manusia.

Aktifitas pagi seperti mencuci pakaian dengan mesin cuci, menyiram tanaman bunga yang saya tanam selalu tidak luput dari gerak pagiku.

Hati merasa terhibur tatkala melihat tanaman yang segar dengan bunga-bungan mekar elok nan cantik dipandang.

Bunga-bunga yang menyambut kedatangan tuannya memberi makanan berupa air dan nutrisi. Ya, kadang saya beri pupuk agar semakin tumbuh subur dan sedap dipandang.

Ada kegiatan tambahan pagi ini, yaitu saya harus membawa kompor LPG ke tukang las. Kenapa ke tukang las? Saya minta tukang las membuatkan kaki kompor. Alasannya! Karena kaki kompor yang kanan sudah aus dan copot.

Termasuk saya minta mengelas pisau stainless yang copot. Pisau kok dilas! Karena pisau itu pisau kesukaan istri. Tidak mudah berkarat dan tajam untuk mengiris bumbu masakan.

“Bisa ditunggu, Pak?” Tanyaku ke tukang las. “Tidak bisa karena beton neser nya belum ada,” jawab tukang las. “Isyaallah besok!” Lanjutnya.

Akhirnya aku pulang dan ngomong ke istri kalau besok sudah jadi dan bisa diambil kompornya.

Seperti biasanya, saya lansung menuju kamar menyalakan laptop. Karena resume belajar menulis on line sudah saya selesaikan semalam, maka hari ini saya harus menulis tema lain.

Bingung juga sih mau menulis apa? Tapi banyak tema yang ku temukan.

Kata narsum, jika bingun menulis tema apa maka tulis aja kegiatan rutin. Ya, kegiatan hari ini yang saya tulis.

Saya awali dengan memotret keyboard sebagai tanda mau menulis. Karena dengan gambar akan muncul ide/kata-kata indah yang bisa dirangkai menjadi paragraf.

Inilah ide menulis hari ini saya dapatkan. Yang terpenting saya tiap hari harus menulis. Itu sudah menjadi komitmen saya agar terbiasa menulis.

Saya malu menjadi seorang guru yang hanya bisa berkata tapi tidak bisa menulis. Lho kok malu! Kan tiap mengajar sudah menulis! Ya benar. Tapi menulis yang saya maksud adalah membuat karya buku cetak hasil tulisan sendiri. Buku yang memuat tulisan-tulisan yang bisa memotivasi orang lain untuk berubah. Buku yang tertulis nama saya sebagai penulis. Sehingga pembaca bisa mengerti dan mengetahui bahwa saya pernah ada. Semoga bermanfaat. aaamiiin

                                                                                                                                               

 

Komentar

  1. Tatanan bahasa pertama agak rancu pak.
    Hari ini tadi saya...
    Selebihnya nya ok.
    Saya juga sama masih belajar semoga tetap selalu berkarya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih Pak Bambang atas kunjungannya dan sarannya sukses selalu

      Hapus
  2. Saya suka membacanya Pak,
    Dari tidak tahu menulis apa, ternyata bisa jadi banyak kata yang dituliskan...
    Hebat, salam literasi.

    Jika harus ada masukkan, mungkin bisa dituliskan minimal 4 kalimat dalam setiap paragraf, agar pokok pembahasannya rekat. Mohon maaf ya Pak..

    Ayo Terus Menulis, Semangat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGAPA HARUS MENULIS

SURGALAH UPAHNYA

KATA ADALAH SENJATA

PANDEMI MEMBAWA BERKAH

MIRIP SINYAL GAWAI

MENULIS SEMUDAH UPDATE STATUS

PUCUK DICINTA ULAM TIBA

BLOG MEDIA DOKUMENTASI

TIADA KATA TERLAMBAT

SANTRI SEHAT INDONESIA KUAT