KOLAM RENANG SEDERHANA
Arena Bermain Kolam Renang
Pagi hari yang cerah dengan udara yang segar, lantunan suara merdu
ayam dan burung yang berlomba memperdengarkan suaranya. Saya bersama istri dan
anak bungsu bersiap-siap berangkat ke kolam renang. Kolam renang yang terletak
di desa satu kecamatan dengan desa saya yang berjarak sekitar 4 kilometer.
“Saya nanti juga ingin ikut renang, Yah”, kata istri sambil mempersiapakan bekal dan baju ganti.
“Oo ya silahkan saja!” Jawab saya. “Lha siapa nanti yang menjaga
barang-barang kita saat semua ikut renang?”Lanjutku sambil mengambil kunci
mobil untuk dipanasi sebelum berangkat.
“Gimana kalau kita mengajak Mbak Rodo?” Kata istri.
“Ya, gak papa,” jawabku.
Lewat WA istri menginfokan ke Mbak Rodo kalau diajak renang. Anak
bungsu saya sebenarnya melarang mengajak Mbak Rodo. Tetapi setelah saya beri
pengertian alasan mengajak Mbak Rodo, maka anak bungsu saya mengizinkannya.
Tepat jam setengah sembilan pagi, saya bersama keluarga berangkat mampir ke rumah Mbak Rodo. Setiba di rumah Mbak Rodo, istri mempersilahkan dia untuk masuk ke mobil bersama anak kecil dan keponakannya. Mobil saya jalankan melewati warung penjual gorengan untuk membeli gorengan. Gorengan yang dibeli mulai dari pisang goreng, ote-ote, dan tempe goreng. Biasanya disela-sela renang ingin makan makanan ringan seperti gorengan.
Tibalah rombongan di lokasi renang. Rombongan turun, mobil saya parkir di tempatnya. Tiket masuk ke kolam renang sangatlah murah meriah, dengan harga 5 ribu rupiah. Tiket masuk telah dibayar, semua masuk area kolam.
Anak bungsu dan kepononakan sudah mulai persiapan renang. Disewanya beberapa ban untuk membantu saat berada di kolam. Saya menuju ke area kolam renang dewasa. Kedalaman kolam untuk dewasa maksimal 1,5 meter.
Terlihat dari kejauhan ada teman saya. Panggil aja namanya Pak Aga. Pak Aga bersama istri dan anaknya juga ikut renang. Saya sebenarnya tidak bisa renang. Kumanfaatkan kolam renang untuk belajar berenang. Kebetulan ada keponakan laki-laki yang lihai dalam berenang. Saya minta dia mengajari saya berenang.
Dengan gaya sebisanya, saya mencoba berenang. Walau saya bisa menempuh jarak cuma 2 meter, menurut saya itu sudah lumayan berat bagi saya. Pantang menyerah itu tekad saya. Sejak dulu sangat menginginkan saya bisa berenang.
Kolam yang saya kunjungi sebenarnya hanya merupakan arena bermain. Arena bermain air dalam bentuk kolam. Hal ini karena ada arena bermain air yang dipadu dengan air mancur sederhana. Jadi bukan kolam renang yang layak untuk belajar. Bagi saya itu sudah cukup menyenangkan dipakai belajar renang.
Kegiatan di arena kolam renang berakhir pada jam sebelas. Semua berkemas dan bersiap-siap membersihkan diri di kamar mandi. Setelah selesai semua keluar dari arena menuju tempat parkir. Tidak lupa ban sewaan dikembalkan ke tempatnya semula.
Di dalam mobil saling bercerita pengalamannya saat bermain di kolam air. Keinginan untuk kembali lagi menjadi harapan semua. Kolam renang yang dipadu dengan permainan air itulah yang membuat anak-anak senang. Sebenarnya anak-anak banyak yang tidak bisa renang, kecuali satu keponakan laki-laki, panggil aja namanya Mirzi. Dia memang sudah lama bisa renang.
Ukuran Standar Kolam Renang
Ukuran kolam renang menyesuaikan dengan penggunanya. Ada ukuran
untuk anak-anak, dewasa, ada standar nasional, dan ada standar internasional.
Untuk mengetahui hal tersebut bisa klik di sini.
Komentar
Posting Komentar