PERJALANAN BUKU DARI HULU KE HILIR DI MASA PANDEMI
Perjalanan Buku
Apa yang dimaksud dengan perjalanan
buku? Buku kok bisa berjalan! Kayak manusia saja. Kalau berdebat undang saja
saya! Eit jadi terbawa gaya Om Jay.
Menurut KBBI, perjalanan adalah perihal (cara, gerakan, dan sebagainya)
berjalan. Nah sudah tahu kan arti perjalanan? Ada kata “cara, gerakan”. Berarti
perjalanan buku artinya gerakan buku. Itu kalau dimaknai apa adanya.
Perjalanan
buku bukan berarti bukunya yang berjalan, tetapi bagaimana buku bisa sampai ke
tangan pembaca setianya. Jadi yang berjalan pembaca setianya, bukan bukunya.
Hulu
ke Hilir
Hulu ke
hilir, kok mirip air sungai aja! Hulu maksudnya dari penerbit dan hilir ke
pembaca setia. Buku yang sudah dicetak di penerbit bisa sampai ke tangan
pembaca setianya.
Buat apa buku dicetak jika tidak
berguna? Pembaca buku sudah barang tentu mengatakan buku bacaannya penting.
Apalagi bagi siswa, buku merupakan salah satu barang utama untuk menggali
informasi pengetahuan. Mulai PAUD, anak sudah dikenalkan baca, tulis, dan
hitung.
Pak Agus nama lengkapnya Agustinus Subardana, S.E., M.M. lahir di
Yogyakarta, 11 September 1973. Jabatannya Director of Marketing Andi Publisher.
Nama istri dan anaknya silahkan japri saya saja! Ok!
Budaya membaca harus sudah ditanamkan sejak dini, mulai dari PAUD.
Kebiasaan membaca sejak dini akan menciptakan iklim yang bagus akan kebutuhan
buku saat ke jenjang berikutnya. Budaya membaca yang tinggi akan berdampak pada
penerbitan buku skala besar.
Buku merupakan barang konsumsi. Tapi bukan untuk dimakan lho!
Konsumsi yang dimaksud adalah konsumsi ilmu. Banyak menu yang ditawarkan
di dalam buku. Tawaran menu yang ada menyesaikan trend yang lagi naik daun. Pembaca
bisa memilih menu-menu sesuai selera yang ada. Menu yang beranekaragam juga
berpengaruh pada harga buku tersebut.
Berkurangnya konsumsi buku akibat pandemi covid-19, membuat
industri penerbitan mengurangi produksinya. Mungkin juga mengurangi jumlah
karyawan lapangan, seperti sales.
1.
Jaringan
toko buku sebagian besar tutup selama covid 19 di bulan maret sampai bulan mei
2020.
2.
Pengunjung
datang ke toko buku/ke mall yang ada toko bukunya masih ada rasa kekhawatiran tertular
covid 19 sehingga pengunjung toko buku sangat sepi.
3.
Penurunan
omset toko buku saat pandemi covid ini mencapai penurunan 60 % sampai 90 %.
4.
Selama
covid 19 pelaku usaha penerbit buku mengurangi jumlah terbit buku baru dan
mengurangi distribusi buku ke toko buku.
5.
Beberapa
penerbit gulung tikar/bangkrut selama covid 19 ini, shg tidak berproduksi
kembali.
6.
Untuk
pemasaran buku yang langsung direct selling/ketemu langsung ke sekolah sekolah
, ke PT, ke instansi-instansi lainnya untuk sementara ini tidak bisa ketemu
langsung sehingga kurang maksimal dalam menawarkan produk-produk buku.
7.
Semua
konsumen/pelanggan buku baik di kalangan masyarakat umum, maupun di instansi
instansi sekolah , PT dan lainnya mengurangi pembelian buku sehingga anggaran tersebut
paling banyak dipergunakan untuk pembelian alat alat kesehatan maupun ke covid.
Industri akan senang bila melihat grafik penjualan produk menanjak
naik. Menunjukkan kebutuhan konsumsi terhadap barang meningkat. Beda halnya
jika grafik penjualan menurun, atau bahkan dibawah toleransi ambang batas, wah
bisa jadi industri tersebut akan gulung tikar.
1.
Pada
tanggal 2 Maret 2020 sudah mulai terjadi penurunan drastis penjualan buku.
2.
April
2020 ini titik terendah penjualan buku di gramedia.
3.
Awal
Juni 2020 toko buku gramedia sudah mulai di buka dan penjualan buku sudah mulai
merangkak naik walaupun naikknya tidak signifikan karena pengunjung di toko
buku belum begitu banyak masih khawatir untuk masuk ke toko buku secara
bersamaan.
Strategi Mempertahankan Industri Penerbitan Buku Masa Pandemi
Suatu industri tetap bisa eksis bila memiliki trik jitu agar
produksinya sampai ke konsumen. Trik/strategi yang dijalankan menyesuaikan
dengan kebutuhan konsumen terhadap barang. Bagaimana barang yang diproduksi
industri bisa mengikuti trend dan menjadi tujuan konsumen mencarinya? Barang
yang diproduksi sebelum dan semasa pandemi harus berbeda. Kok beda? Kan
industrinya sama? Maksudnya beda adalah bisa dari kemasan, atau jumlah, atau
cara pemasarannya.
Bagi industri penerbitan buku, maka dalam rangka mempertahankannyaselama pandemi Covid 19 ini supaya tetap terus hidup dan dapat mencapai hasil penjualan buku yang maksimal maka diperlukan strategi pemasaran. Srategi Pemasaran biasanya hampir dipakai oleh semua wirausaha, intreprenur yang menjalankan bisnis (Agustinus Subardana)
Strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik . Kenapa demikian? Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis buku yang di terbitkan, yang dikelompokkan menjadi katagori buku. Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku ( Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi-Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks , dll ).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran
Kalau Anda dulu sebelum ketemu istri tentu ada strategi pemasaran
ke calon istri. Kok pemasaran! Emangnya barang! Ya, jawab sendirilah! Diakui
atau tidak? Berbagai cara Anda lakukan agar pinangan diterima si calon istri.
Berbagai faktor Anda pelajari agar sukses meminang si calon istri.
Industri penerbitan harus bisa meminang konsumen/pembaca. Bagaimana buku bisa sampai ke tangan pembaca setia?
Agustinus
Subardana menjelaskan bahwa strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh
faktor yang meliputi :
1. Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing
dan masyarakat.
2. Faktor Makro yaitu demografi-ekonomi,
politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.
Strategi Pemasaran Andi Offset
Seorang Direktur Pemasaran Penerbit Andi yang bernama Agustinus
Subardana, S.E., M.M memaparkan bagaimana strategi dalam memasarkan buku-buku
yang diterbitkan Penerbit Andi sehingga bisa sampai kepada komsumen.
Kata Pak Agus bahwa Penerbitan Buku Andi masuk dalam faktor keduanya yaitu Faktor Mikro dan Makro. Hal ini dikarenakan Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku, dengan usianya sudah mencapai 40 tahun dan telah menerbitkan buku lebih dari 15.000 judul buku yang telah di kelompokkan menjadi 32 katagori (dapat di kunjungi ke website kami : www.andipublisher.com ).
Dua Serangan Pemasaran Buku oleh Pak Agustinus
Kok serangan? Emangnya mau perang? Ya mau perang. Perang melawan
persaingan ketat merebut pangsa pasar. Peperangan yang sehat dan tentunya
dibarengi dengan sportifitas yang tinggi.
Ada dua serangan pemasaran buku, yaitu :
A.
Strategi
Pemasaran Buku Serangan Udara. (On Line )
B.
Strategi
pemasaran buku serangan Darat (OFF LINE ).
Apa
Saja Yang Termasuk Strategi Pemasaran Buku On Line?
Menurut Pak
Agustinus, ada tiga strategi pemasaran buku on line, yaitu :
1.
Digital
Marketing
Media Online yang dapat kita lakukan untuk promosi dan penjualan
buku yaitu lewat telepon, w.a, sms, email, telegram, FB, Instragram, youtube ,
dll.
Apa manfaat digital marketing?
👉Biaya lebih relatif terjangkau dan atau murah.
👉Daya jangkauan sangat luas.
👉Mudah menentukan target pasar buku yang akan ditawarkan sesuai katagori.
👉Komunikasi dengan konsumen lebih mudah dan cepat.
👉Lebih cepat populer, sangat membantu meningkatkan penjualan dan mudah dievaluasi serta dikembangkan terus menerus ke arah yang lebih baik.
2.
Komunitas
Kita tentunya punya komunitas masing-masing sesuai dengan kapasitas
kita untuk membentuk komunitas dan relasi , maka gunakanlah jaringan komunitas
kita untuk sarana promosi dan penjualan buku. Penjualan lewat komunitas akan lebih efektif dan efisien sehingga
tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Kuncinya kita harus proaktive komunikasi
dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga integritas pribadi kita.
Penerbit ANDI juga terus mengadakan aktifitas pemarasan lewat komunitas dengan mengadakan webinar lewat link Zoom , Live Youtube TV. ANDI, dengan tema-tema yang menarik.
Apa
Saja Yang Termasuk Strategi Pemasaran Buku Off Line?
Menurut Pak
Agustinus, ada dua strategi pemasaran buku off line, yaitu :
1. Toko Buku
Penerbit Buku yang mampu memproduksi sendiri dan mempunyai mesin
percetakan sendiri , sebagian besar sebagai pemasok Toko buku di Indonesia.
Untuk bisa masuk dan sebagai pemasok rutin di toko buku maka kita perlu pemetaan jenis toko buku. Toko
buku ini kita petakan menjadi tiga jenis yaitu Toko Buku Modern, Toko Buku Semi
Modern, dan Toko Buku Tradisional. Hal ini karena tiap jenis toko buku
mempunyai sistem administrasi dan tempat yang berbeda.
Promosi di toko buku modern :
a.
Mengusai
display buku supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol dapat dilihat
mata biasanya cenderung banyak dicari orang dan pingin melihat.
b.
Mengadakan
promosi di intenal toko dengan memasang produk promo di neon book dan di ex
bener maupun dengan berbagai macam material promo yang ada di toko biasanya
bisa memakai sound yang diumumkan lewat buku tersebut.
c.
Mengadakan
bedah buku berupa louncing buku baru dengan mengadakan talk shaw, dan potongan
harga pada buku tertentu/periode tertentu.
d.
Mengadakan
even tematik sesuai momen bulan berjalan, misal program bulan ramadan.
e.
Proaktif
komunikasi dengan pihak internal toko buku modern tersebut, kita sapa senyum
beri pelayanan.
f.
Perhatikan
buku yang best seller dan buku yang sdh menipis stoknya kita segera ripid order
dan segera diajukan untuk pengiriman buku tersebut. Yang best seller perlu
ditambah stoknya karena sangat laku jual
Display buku di Toko Buk Gramedia |
2. Directselling / kunjungan langsung
Pemasaran Buku melalui Directselling ini kita petakan berdasarkan
jenis katagori buku yang kita terbitkan . Jenis Katagori buku penjualan lewat
Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target pasar yaitu :
- Buku Pendidikan (Buku
mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).
- Buku Teks Perguruan
Tinggi untuk semua mata kualiah
- Buku Referensi untuk
jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum
3. Melakukan Event – Event
Aktive dalam melakukan event-event
seperti event pameran buku, dalam seminar, workshop, Tryout, dan
sebagainya.
Sebuah kata bijak dari Agustinus Subardana
Penulis adalah Pahlawan yang akan di kenang selama-lamanya.Lembaran
karya adalah medan pertempuran, Pena adalah senjatanya.
Buku adalah gudang ilmu, kuncinya adalah membaca. Membaca adalah
jendela dunia.
Wah, kali tampil dengan style berbeda ya pak , semangat ...
BalasHapusMakasih,, sukses selalu
BalasHapusTumben, tampil beda. Semakin memukau..
BalasHapusKarena belajar dari b aam,, sukses selalu
BalasHapusShip... Style nya beda.... Alurnya bagus.. Diksinya enak di baca... Lulus
BalasHapusMakasih sukses
BalasHapusmantab tulisannya pak, saya suka staile dan font tulisannya, sukses pak ....
BalasHapusMakasih sukses y
BalasHapusYa, sama dengan yang lain, fontnya miring. Tapi, ada saran saya:
BalasHapus1. Banyak menu-menu tidak benar, harusnya banyak menu atau menu-menu.
2. Efektive tidak benar, yang tepat adalah efektif.
Itu saja masukan dari saya.
Oke makasoh pak ketua
BalasHapus