SECERCAH HARAPAN_Kejutan Vina


Sumber: https://istiana.sutanti.com/2015/07/30/naia-kejutan-yang-gagal/


Senin kemarin Amir lupa mengembalikan bluetoothnya Vina. Padahal ia sudah berjanji akan mengembalikannya. Malam ini ia sudah memasukkan bluetooth tersebut ke tasnya biar tidak lupa lagi besok.

Sehabis belajar, Amir duduk santai di depan televisi. Ia melihat tayangan tentang panorama alam Indoneisia yang sangat menarik untuk dinikmati. Walau belum pernah ke tempatnya, ia merasakan kesejukan dan keindahan tayangan  panorama alam tersebut.

Tak lupa ia mengambil bantal sambil diletakkan di dada. Ia menonton tayangan televisi sambil meletakkan kepala di atas bantal yang dari tadi siap ditemani.

Kelelahan sehabis belajar membuat Amir tertidur di depan televisi. TV masih menyala tanpa ada penonton yang setia  melihatnya. Penontonnya ternyata lagi terlelap tanpa rencana dan persiapan.

Mengetahui hal tersebut, Bu Liana mematikannya dan Amir dipersilahkan terlelap dalam mimpinya di depan televisi. Bu Liana tidak membangunkannya pindah tempat tidur. Amir sudah terbiasa tertidur di depan televisi. Biasanya ia akan pindah saat terjaga dari tidurnya.

Pak Anto bangun dan membangunkan Amir untuk melaksanakan Salat Malam. Keluarga Pak Anto sudah terbiasa bangun sebelum Subuh.

Aktifitas pagi sudah dijalani oleh Amir dan ia bersiap-siap berangkat ke sekolah. Pengecekan alat-alat sekolah, buku, dan apa yang akan di bawa ke sekolah kembali ia lakukan.

Sepeda motor ia ambil digarasi untuk dipanasi terlebih dahulu sebelum dipakai. Amir lalu meminta ijin ke orang tuanya dan ia mulai meluncur ke sekolah.

Tiba di sekolah, Amir menuju ke ruang kelas untuk persiapan apel pagi. Semua kegiatan pembelajaran ia ikuti dengan kesungguhan.

Istirahat telah tiba, Amir harus mengembalikan bluetooth ke Vina. Ia berencana mengembalikannya saat istirahat.

Rupanya air dari dalam tubuhnya sudah protes ingin segera dibuang ke kamar kecil. Hawa dingin ruang kelas membuat siapa saja akan merasakan ingin buat hajat kecil.

Sebelum ke kamar kecil, Amir mengambil bluetooth di tasnya dan ia masukkan ke saku celanya. Ia langsung lari ke kamar kecil lewat lapangan rumput depan kelas. Posisi kemar kecil ada di sudut sekolah yang jaraknya kurang lebih 100 meteran dari kelas Amir.

“Alhamdulillah”, gumam Amir sehabis buang air kecil sambil membetulkan reslethingnya.

Ia berjalan hendak ke ruang kelas Vina mengembalikan bluetooth. Di perjalanan menuju ke kelas Vina, tanggannya masuk ke saku celanya.

“Lho mana bluetooth tadi yang di saku? Gumam dia dalam kebingunan. Ternyata saku celana robek sedikit. Benda sekecil bluetooth bisa lolos melalui celah yang robek tersebut.

Amir kebingungan memutar kepalanya ke kiri dan kanan. Ia berjalan ke posisi saat menuju ke kamar kecil. Matanya melotot barangkali jatuh di rerumputan lapangan saat ia lewat.

Ia bolak-bolak balik mengikuti arah langkahnya tadi.

“Ada apa Mir? Tanya temannya yang melihat dia lagi mondar-mandir terus dalam kebingungan.

Amir menceritakan kalau ia lagi mencari bluetooth yang jatuh saat ke kamar mandi.

“Waduh! Gimana nih”, gumam Amir semakin bingung tidak bisa menemukan benda yang dimaksud.

Ia gagal mengembalikan bluetooth yang dipinjam. Peristiwa itu semakin menambah lamanya ia mengembalikan bluetooth.

“Nanti aja tak beli lagi”, kata hatinya dengan wajah sedikit pucat.

Amir kembali ke ruang kelasnya dengan kegagalan mengembalikan bluetooth. Pahada hal ia sudah menunda sejak Senin kemarin.

Sepulang sekolah, Amir mengambil uang celengannya. Ia hendak membeli bluetoothnya Vina yang hilang tadi.

Amir minta ijin lagi ke orang tuanya. Dengan mengendarai sepeda, ia menuju ke Toko Giga.

Toko Giga melayani jual beli laptop dan asesorisnya.

Setelah benda yang diinginkan terbeli, ia menuju ke rumah Vina.

“Assalamu’alaikum! Ucapa Amir sambil mengetuk pintu depan.

Dari dalam Vina berpakaian kemeja biru membukakan pintu dan sedikit kaget atas kedatangan tamunya.

“Wa’alaikumussalam! Lho ada apa Mir?  Tanya Vina kaget kok tiba-tiba Amir datang.

“Aku minta maaf yang telah melanggar janji mengembalikan ini”, jawab Amir sambil menyodorkan benda yang ia pinjam.

“Itu buat kamu aja Mir! Kata Vina yang membuat Amir sedikit bingung dan tak percaya.

“Aku sudah tidak memakainya, laptopku sudah ada bluetooth internalnya”, lanjut Vina meneruskan pembicaraan.

“Benar Vin? Tanya Amir dengan raut wajah terseyum dan tak terpacaya.

Ini kejutan Vina yang tak terduga sama sekali. Kebingungan yang ia rasakan hilang ditelan kegembiraan.

Amir sebelumnya sangat berharap tidak mau mengingkari janji. Janji dia mengembalikan bluetooth ke teman yang sudah baik hati. Ternyata temannya sudah tidak mengharapkan benda yang ia pinjam dikembalikan lagi. Itulah kejutan Vina yang tak disangka akan ia dapatkan. Amir tak ingin dianggap sebagai orang yang ingkar janji.

Salam Literasi,

AHSANUDDIN, S.Pd, M.MPd

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGAPA HARUS MENULIS

SURGALAH UPAHNYA

KATA ADALAH SENJATA

PANDEMI MEMBAWA BERKAH

MIRIP SINYAL GAWAI

MENULIS SEMUDAH UPDATE STATUS

PUCUK DICINTA ULAM TIBA

BLOG MEDIA DOKUMENTASI

TIADA KATA TERLAMBAT

SANTRI SEHAT INDONESIA KUAT