SECERCAH HARAPAN_Listrik Listrik


Sumber: https://jabar.tribunnews.com/2021/02/09/siap-siap-selasa-ini-ada-wilayah-yang-mati-lampu-7-jam-berikut-wilayah-terkena-pemadaman-listrik


Semua siswa sudah pulang ke rumah masing-masing, tapi Vina tidak ke rumahnya. Vina ke rumah Dina yang dekat dengan sekolah. Ia mengerakkan otot kakinya melangkah dengan cepat seperti dikejar seseorang. Ia melihat Dina lagi pulang ke rumahnya.

“Din! Sapa Vina dari luar yang melihatnya baru mau masuk rumahnya.

“Lho! Kata Dina kaget sambil menoleh ke belakang.

“Saya mau meminjam buku untuk mencatat”, kata Vina dengan mempercepat langkah kakinya menghampirinya.

Vina mengatakan kalau catatannya kurang. Padahal catatan tersebut mengenai tugas guru yang harus di selesaikan. Besok merupakan hari terakhir mengumpulkan tugas. Catatannya kurang karena waktu itu Vina mengerjakan tugas osis di kantor osis.

Dina membuka pintu. Ia mempersilahkan temannya masuk dan duduk di kursi ruang tamu.

“Silahkan minum dulu Vin! Kata Dina dengan membawa minuman dari dalam rumah.

“Wah! Ngrepotkan kamu Din”, Kata Vina.

“Tidak Vin! Wong tinggal ngambil di kulkas”, jawab Dina sambil meletakkan gelas minuman di meja tamu.

Dina masuk ke dalam rumah. Ia menuju kamarnya untuk mengambil buku yang mau dipinjam Vina.

“Ini Vin, saya sudah selesai mengerjakan”, kata Dina sambil memberikan buku yang dimaksud.

Vina langsung membuka tasnya. Ia memasukkan buku yang dipinjam tersebut. Sinyal otaknya mulai memberi kode agar segera pulang.

“Oke Din! Makasih, saya mau pulang”, kata Vina sambil  berdiri dari tempat duduknya.

“Ya sama-sama”, jawab Dina sambil mempersilahkan Vina pulang.

Vina tidak naik sepeda. Ia ke sekolah jalan kaki karena mendadak setirnya lagi kendor. Pada hal hari itu Vina ada tugas piket kelas yang mewajibkan ia datang lebih pagi. Akhirnya ia putuskan jalan kaki dan sepedanya lagi diservis bapaknya dibengkelnya.

“Assalamu’alaikum! Salam Vina sambil langsung masuk rumahnya.

Ia menuju kamarnya meletakkan tas pada posisinya. Langkah kaki Vina selanjutnya ke kamar mandi untuk mempersiapkan diri Salat Duhur.

“Vin! Keran air mandi jangan dinyalakan!”, Pinta ayahnya yang lagi di bengkel.

“Ada apa yah? Tanya Vina dengan wajah sedikit penasaran.

“Tadi ada petugas PLN kalau sebentar lagi ada pemadangan listrik”, jawab ayahnya.

“Kan enak Yah, diisi penuh biar pas listrik padam kamar mandinya penuh”, jawab Vina memberi alasan.

“Iya! Tapi khawatir pas belum penuh listrik padam. Itu tandon kan sudah penuh”, kata ayahnya.

Vina tidak jadi menyalakan keran kamar mandi. Ia langsung menuju musholla kecil untuk melaksanakan Salat Duhur.

Sepuluh menit setelah salat ternyata lampu rumah tidak menyala. Lampunya sudah seperti kehilangan nyawa.

“Sampai kapan Yah? Tanya Vina sambil menuju ke bengkel ayahnya.

“Waduh! Kata Vina dengan mengerutkan otot wajahnya.

“Semoga habis Asar listrik sudah menyala”, kata Vina penuh harap.

Vina lalu mengisi perutnya, setelah itu istirahat menuju alam mimpi indahnya. Belum nyenyak tidurnya, ia terbangun. Ada perasaan tidak enak dalam hatinya. Perasaan tersebut muncul karena nanti malam akan mengerjakan tugas buat besok.

Vina mengambil bukunya untuk mencicil tugasnya. Ia memilah mana yang bisa dikerjakan lebih dulu. Dengan penerangan cahaya matahari Vina mencoba mengerjakan tugas.

“Alhamdulillah! Kata Vina yang melihat ada cahaya lampu di ruangnya.

Vina tidak menyia-nyiakan lampu yan menyala. Ia segera mempercepat menyelesaikan tugas sekolahnya. Biasanya listrik di daerahnya padam lagi karena mungkin hobi. Baru membuka buku yang menyiapkan keperluan tugas ternyata listrik padam lagi.

“Masyaallah! Ucap Vina dengan wajah mengerut. “Listrik listrik”, lanjutnya.

Pemadaman listrik yang kedua biasanya memakan waktu lama untuk menyala lagi. Vina berharap hal itu tidak terjadi untuk pemadaman kali ini.

Vina biarkan buku dan alat-alat tulis di meja depan. Ia tidak membereskannya karena biar cepat dikerjakan saat listrik menyala lagi. “Semoga listrik menyala lagi sebelum Maghrib”, gumam hatinya penuh harap.

Cahaya matahari sudah tidak bersahabat dengan lingkungan. Rupanya sudah lelah dan berganti menyinari bagian bumi yang lain.

Suasanya kegelapan tanpa diundang mulai berdatangan. Keluarga Vina mulai menyalakan lilin yang ada.

Menyelesaikan tugas dengan penerangan lilin kurang maksimal. Tapi Vina tetap berusaha tugas bisa selesai walau dengan pencahayaan yang kurang diharapkan.

“Alhamdulillah! Ucap Vina dengan wajah bersahabat.

Listrik menyala lagi sebelum Maghrib. Biasanya kalau nyala yang kedua itu lama dan tidak padam lagi.

Vina bisa melanjutkan menyelesaikan tugasnya. Hampir berjam-jam ia bergelut dengan penyelesaian tugas. Lampu di kamarnya rupanya sudah bersahabat menemani penyelesaian tugas. Vina bersyukur masih ditakdirkan bisa menyelesaikan tugas sampai akhir.

Salam Literasi,

AHSANUDDIN, S.Pd, M.MPd

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGAPA HARUS MENULIS

SURGALAH UPAHNYA

KATA ADALAH SENJATA

PANDEMI MEMBAWA BERKAH

MIRIP SINYAL GAWAI

MENULIS SEMUDAH UPDATE STATUS

PUCUK DICINTA ULAM TIBA

BLOG MEDIA DOKUMENTASI

TIADA KATA TERLAMBAT

SANTRI SEHAT INDONESIA KUAT