SECERCAH HARAPAN_Si Tabung Hijau
Sumber: https://www.lazada.co.id/products/tabung-gas-elpiji-3-kg-i1631977000.html |
Pak Lukman dan rombongan membawa pulang Mbah Gio. Dia mengucapkan terima kasih kepada Pak Mujab yang telah menerapinya. Rino teman Danang juga ikut bersama dalam satu rombongan.
Mbah Gio tinggal bersama Danang anak sulungnya. Danang belum nikah, ia masih mengumpulkan bekal persiapan menuju jenjang berumah tangga.
Sebenarnya Danang sudah menemukan calon pujaan pasangan hidup. Cuma ia merasa butuh waktu untuk melamar dan
melakukan akad nikah.
Rombongan sampai di rumah Mbah Gio.
Mbah Gio turun dari kendaraan dengan tangannya dipegangi Pak Lukman dan
Danang. Bu Santi dan Agus mengangkat barang-barang
dari mobil untuk dibawa ke rumah Mbah Gio.
"Bu! Saya tidur di sini
saja ya? Kata Agus meminta ijin ke
ibunya.
"Ya gak pa pa, saya
juga masih disini kok Gus", Jawab Bu Santi sambil meletakkan barang-barang
dari mobil tadi.
"Nanti apa ibu tidur di sini?
Tanya Agus.
"Lihat nanti Gus”, Jawab Bu Santi sambil membereskan segala
sesuatu di rumah Mbah Gio.
Setelah Salat Maghrib, mereka semua istirahat di ruang tengah
sambil menonton televisi. Rino sudah pulang sejak Mbah Gio telah sampai di rumahnya.
Cuma Bu Santi masih report di dapur. Mungkin dia sedang memasak buat makan
malam.
“Yah! Panggil Bu Santi ke suaminya sambil memasukkan panci magic
jar dan mencolokkannya ke stop kontak.
“Ada apa Bu? Tanya Pak Lukman sambil melihat istrinya seperti kebingungan.
“Tadi sebelum berangkat saya menyalakan kompor gas”, Jawab Bu Santi
gopoh serasa ingin segera pulang melihat kalau terjadi apa-apa di rumahnya.
“Lho! Gimana to Bu? Kata suaminya.
Bu Santi cerita kalau dia tadi merebus air. Dia mau membuatkan minuman
buat Danang. Karena tergopoh-gopoh semua sudah naik mobil, dia juga segera
masuk mobil. Dia lupa kalau lagi menyalakan kompor gas.
“Ayo Yah! Kita pulang”, pinta Bu Santi sambil menarik tangan
suaminya agar segera pulang.
Bu Santi merasa cemas dan berharap tidak terjadi apa-apa di
rumahnya. Pak Lukman segera ke kamar mengambil kunci mobil. Tapi hampir tiga
menit belum keluar kamar.
“Yah! Ayo! Kata Bu Santi mendesak suaminya segera menuju mobilnya.
“Sebentar Bu! Ini lagi mencari kunci mobil”, jawab suaminya sambil
membolak-balikkan baju yang digantung barangkali ada di dalam sakunya.
Semua jadi sibuk mencari kunci mobil di tempat-tempat yang
disinggahi Pak Lukman saat tiba di rumah Mbah Gio.
“Lha itu Yah! Kata Bu Santi menunjuk kunci mobil yang ternyata
mengantung di saku baju yang dipakai. Pak Lukman tergopoh-gopoh yang membuatnya
hilang konsentrasi. Dia tidak terasa kalau kunci mobil ada di saku baju yang
dipakainya.
“Ooo Ya Allah! Pak Lukman dengan menghela napas panjang.
Bu Santi dan suaminya meminta ijin pulang ke Mbah Gio. Dia
mengatakan kepadanya kenapa harus pulang secepatnya. Mbah Gio mengijinkan
mereka pulang.
Dalam perjalanan pulang Bu Santi terlihat gusar dan meminta
suaminya agar mobilnya ditambah kecepatannya.
Sesampainya di rumah, Bu Santi segera membuka pintu rumah. Tidak
ada aroma bau kebakaran yang tercium di hidungnya. Hal itu membuatnya sedikit
meregangkan raut wajahnya. Dia tidak meletakkan tas yang dibawa tapi langsung
menuju dapur.
“Alhamdulillah! Ucapnya dengan keras sampai terdengar suaminya yang
barusan memasukkan mobil ke garasinya.
“Gimana Bu! Tanya Pak Lukman penasaran dengan keadaan kompor
gasnya.
“Tidak terjadi apa-apa Yah! Kata Bu Santi.
“Alhamdulillah! Ucap syukur Pak Lukman sambil menuju dapurnya.
“Mungkin kompornya mati Yah! Kata Bu Santi. “Memang sudah lama
dipakai, jarum regulatornya kemarin sudah mendekati strip merah”, lanjut Bu
Santi menjelaskan keadaan.
“Ya! Syukurlah Allah masih menakdirkan kita selamat”, kata suaminya
sambil menghela napas panjang.
“Kapan-kapan jangan meninggalkan kompor LGP dalam keadaan menyala!
Kata Pak Lukman menasehati istrinya.
“Ya Yah! Jawab istrinya sambil meletakkan barang yang dibawa.
Pak Lukman menasehati perlunya mengecek rumah sebelum ditinggal
pergi. Pastikan rumah dalam keadaan siap untuk ditinggal keluar.
Komentar
Posting Komentar