SECERCAH HARAPAN_Terima Kasih Mas
Sumber: https://ms.chalized.com/jawab-temubual-soalan-mengenai-pembangunan-profesional/ |
Malam itu wajah Amir terlihat segar seperti habis olah raga pagi.
Ia merasakan kedamaian dan kesejukan
hati setelah tugasnya siap untuk dicetak.
Tapi sayang, dia tidak mempunyai mesin cetak yang membantunya agar
tugas siap dijilid. File di laptop dipindah Amir ke flashdisk. Amir berencana
mencetak filenya ke Toko Fajar.
Kebetulan Toko Fajar melayani cetak file langsung dari flashdisk
atau yang biasa dikenal dengan print copy.
Setelah semuanya beres, ia merasakan ada pemberontakan di
lambungnya. Serasa ada yang lagi berperang dan harus didamaikan dengan senjata
ampuh.
“Bu! Tanya Amir ke ibunya yang sedang santai menonton televisi di
ruang tengah bersama suaminya.
“Ada apa? Ibunya balik tanya sambil menoleh ke Amir yang keluar
dari kamar.
“Apa nasinya masih ada? Amir lapar tadi sore belum makan”, jawabnya
sambil memegangi perutnya yang lagi berperang dan harus didamaikan.
“Masih banyak, Mir! Jawab ibunya sambil meminta Amir ke ruang
dapur.
Amir segera memberi sinyal otot kakinya agar bergerak menemui apa
yang dimaksud. Ia menuju ke rak piring, tapi ternyata piring yang bersih habis.
Habis masih belum di cuci. Mengetahui hal itu, otot tangannya bergegas bergerak
mencuci piring dan peralatan yang diperlukan untuk makan.
Dia buka magic jar dan aroma bau nasi merangsang hidungnya. Air
liur yang ada dimulut serasa berlomba-lomba keluar, tapi oleh Amir di telan
kembali.
Amir ingin segera memberantas musuh-musuh lambung yang berkecamuk.
Dengan kecepatan seperti mobil yang dikendari 100 km/jam gerakan mesin otot
tangannya berlomba memasukkan makanan ke gua. Di gua wajahnya yang sejak tadi
air liurnya keluar deras bak sumber mata air artesis.
Gigi-gigi tajam mulutnya tanpa diberi kesempatan banyak bertemu
bahan yang harus dihancurkan. Bahan-bahan hanya sedikit mengalami perobekan dan
langsung masuk melalui lorongnya menuju lambung. Bahan tersebut serasa ingin
meredam pergolakan panjang yang protes sejak sore tadi. Protes yang oleh Amir
tidak dihiraukan karena kesibukannya menyelesaikan tugas sekolahnya.
Amir telah melaksanakan tugasnya meredam gejolak lambungnya. Sudah
ada perdamaian di dalamnya dan Amir harus segera bertemu Sang Rob karena belum
menunaikan Salat Isak.
Ia melangkahkan kakinya menuju tempat menyucikan anggota tubuhnya
sebelum merendahkan diri di hadapan Ilahi Robbi.
Amir menunaikan Salat Isak hampir larut malam, dan ia harus memberikan
kesempatan anggota tubuhnya beristirahat. Ia langsung bertemu sang pujaan hati
si empuk guling dan bantal yang sejak tadi menunggunya dengans setia.
Dalam sekejap Amir sudah masuk dunia mimpi yang indah tentang
angan-angannya. Ibu, ayah, dan kakaknya sudah sejak jam 10 malam sudah
melaksanakan tugasnya istirahatnya. Mereka sudah lama terlelap dalam mimpi
masing-masing.
Keluarga Pak Anto berusaha menerapkan rutinitas religius dalam
keseharian. Semua anggota keluarga disarankan untuk bangun sebelum Subuh. Pak
Anto berusaha apa yang dilakukan bisa menjadikan keluarganya selalu berada
dalam jalur yang benar.
Amir seperti biasanya
menjalankan aktivitas pagi setelah ia bangun sebelum Subuh. Ia membantu ibunya
di dapur mengerjakan apa yang dibutuhkan agar semuanya cepat selesai dan bisa
makan bersama.
Amir juga tidak merasa malu menyapu halaman rumah. Biasanya menyapu
memang dilakukan oleh seorang perempuan. Tapi tidak ada salah dan bahkan tidak
keliru seorang lelaki melakukan hal tersebut.
Pak Anto dibantu Adi kakaknya Amir sejak tadi habis Salat Subuh
sudah melakukan aktivitas di sawah. Ia lagi mengolah tanah sawah sehabis
ditebang tebunya. Adi sedang kuliah di perguruan tinggi swasta di kota.
Kebetulan ia ada kuliah sehabis Duhur, jadi hari itu ia bisa membantu bapaknya
di sawah.
Setelah semuanya masakan beres dan siap dimakan, Amir mulai mengisi
perutnya bersama ibunya. Untuk bapak dan kakaknya, biasanya makanan diantar ke
sawah jam delapanan pagi.
Tas di kamar diambil Amir, ia berjabat tangan meminta ijin ibunya
untuk pergi sekolah. Jarak sekolah yang lumayan jauh menjadikan ia harus naik
sepeda motor. Di samping juga agar lebih pagi sampai di sekolah.
“Waduh! Ucap Amir saat pelajaran sudah dimulai.
“Ada apa? Tanya Totok teman sebankunya.
“File tugas saya belum dicetak”, kata Amir dengan raut wajah
mengerut.
“Nanti kan setelah istirahat”, kata Totok menenangkannya. “Nanti
saya antar ke Toko Fajar”, lanjutnya menawarkan diri.
“O iya! Lupa”, kata Amir terlihat mulai wajahnya tenang ada
kedamaian.
Tibalah waktu istirahat, Amir bersma Totok bersegera meminta otot
kakinya mengencangkan pergerakan menuju Toko Fajar.
Dari kejauhan terlihat tokonya sudah buka tapi tidak ada aktifitas
yang nampak. Pada hal biasanya toko tak pernah terlihat sepi apalagi saat
istirahat. Amir bersama temannya tetap berjalan menuju toko.
“Ada apa Mas? Tanya pekerja toko. Amir menyodorkan flasdishnya
kalau ingin print copy.
“Maaf! Mas”, lanjut pekerja toko sambil menyodorkan flasdishnya
Amir.
Pekerja toko menjelaskan kalau sementara bisa melayani penjilidan
saja, untuk foto copy belum bisa karena mesin foto copynya sedang diservis.
Amir melihat memang sedang ada petugas servis yang lagi membongkar mesin foto
copy.
“Ke mana ya? Tanya Amir yang gusar karena habis istirahat tugas
harus dikumpulkan.
“Kita ke Mas Dedy aja! Kata Totok memberi solusi
Dedy yang dimaksud adalah karyawan di bagian tata usaha sekolah
yang biasa dekat dengan anak-anak osis. Ia sering membantu anggota osis
mencetak proposal dan surat-surat yang diperlukan. Sebenarnya di kantor osis
ada mesin cetak atau printer. Tapi printernya juga sedang tidak bersahabat
karena sedang diservis.
Kebetulan Amir dan Totok merupakan aktivis osis yang biasa lalu
lalang di kantor sekolah. Ia sangat dekat dengan semua guru dan karyawan.
“Ayo! Kita coba ke Mas Dedy”, pinta Totok sambil menarik tangan
kanan Amir.
Sesampainya di kantor, mereka menemui Dedy menceritakan apa yang
terjadi di Toko Fajar. Mereka meminta agar dia bisa membantu mencetak filenya
karena harus dikumpulkan setelah istirahat. Dedy segera mencetak apa yang
diinginkan Amir.
“Terima kasih ya Mas”, ucapan Amir ke Dedy sambil berlari bersama
Totok ke Toko Fajar lagi.
Terasa ada kegembiraan yang tidak bisa diungkapkan dengan
kata-kata. Amir merasa lega terbantu oleh Mas Dedy menyelesaikan tugasnya.
Komentar
Posting Komentar