Tahapan Pembelajaran
Jika kita lihat bagaimana terjadinya proses belajar-mengajar, kita akan menjumpai beberapa kegiatan lain yang menjadi komponen pendukung terjadinya belajar-mengajar. Komponen tersebut lebih dekat kepada kegiatan yang menjadi tahapan-tahapan dalam pembelajaran. Pembelajaran sebagai suatu proses kegiatan, dari berbagai sumber secara umum dapat dikatakan terdiri atas tiga fase atau tahapan. Fase-fase/ tahapan-tahapan dalam proses pembelajaran yang dimaksud meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanan, dan tahap evaluasi. Adapun dari ketiganya ini akan dibahas sebagaimana berikut:
2.2.1. Tahap Perencanaan.
Kegiatan pembelajaran yang baik
senantiasa berawal dari rencana yang matang. Perencanaan yang matang akan
menunjukkan hasil yang optimal dalam pembelajaran.
Perencanaan merupakan proses
penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Tahapan ini memuat kegiatan perencanaan
pembelajaran kedepan yang nantinya akan menjadi pedoman untuk mencapai hasil
apa yang diharapkan dalam akhir pembelajaran dan tentunya akan dijadikan
pedoman dalam proses pengajaran.
Pelaksanaan perencanaan tersebut
dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka tertentu sesuai dengan
keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang
dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Perencanaan pembelajaran, yang
direncanakan harus sesuai dengan target pendidikan. Guru sebagai subjek dalam
membuat perencanaan pembelajaran harus dapat menyusun berbagai program pengajaran
sesuai pendekatan, metode, dan teori yang akan digunakan agar pembelajaran yang
ditempuh bisa efektif dan efisien.
Dalam konteks desentralisasi
pendidikan seiring perwujudan pemerataan hasil pendidikan yang bermutu,
diperlukan standar kompetensi mata pelajaran yang dapat dipertanggungjawabkan
dalam konteks lokal, nasional dan global.
Secara umum guru itu harus memenuhi
dua kategori, yaitu memiliki capability dan loyality, yakni guru itu harus
memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan
teoritik tentang mengajar yang baik, dari mulai perencanaan, implementasi
sampai evaluasi, dan memiliki loyalitas keguruan, yakni loyal terhadap
tugas-tugas keguruan yang tidak semata di dalam kelas, tapi sebelum dan sesudah
kelas.
Beberapa prinsip yang perlu
diterapkan diterapkan dalam membuat persiapan mengajar:
a.
Memahami
tujuan pendidikan.
b.
Menguasai
bahan ajar.
c.
Memahami
teori-teori pendidikan selain teori pengajaran.
d.
Memahami
prinsip-prinsip mengajar.
e.
Memahami
metode-metode mengajar.
f.
Memahami
teori-teori belajar.
g.
Memahami
beberapa model pengajaran yang penting.
h.
Memahami
prinsip-prinsi evaluasi.
i.
Memahami
langkah-langkah membuat lesson plan.
Langkah-langkah yang harus
dipersiapkan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Analisis
Hari Efektif dan analisis Program Pembelajaran
Untuk mengawali kegiatan penyusunan
program pembelajaran, guru perlu membuat analisis hari efektif selama satu
semester. Dari hasil analisis hari efektif akan diketahui jumlah hari efektif
dan hari libur tiap pekan atau tiap bulan sehingga memudahkan penyususnan
program pembelajaran selama satu semester. Dasar pembuatan analisis hari
efektif adalah kalender pendidikan dan kalender umum. Berdasarkan analisis hari
efektif tersebut dapat disusun analisis program pembelajaran.
b. Membuat Program Tahunan, Program
Semester dan Program Tagihan
Ø Program Tahunan
Penyusunan program pembelajaran
selama tahun pelajaran dimaksudkan agar keutuhan dan kesinambungan program
pembelajaran atau topik pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam dua semester
tetap terjaga.
Ø Program Semester
Penyusunan program semester
didasarkan pada hasil anlisis hari efektif dan program pembelajaran tahunan.
Ø Program Tagihan
Sebagai bagian dari kegiatan
pembelajaran, tagihan merupakan tuntutan kegiatan yang harus dilakukan atau
ditampilkan siswa. Jenis tagihan dapat berbentuk ujian lisan, tulis, dan
penampilan yang berupa kuis, tes lisan, tugas individu, tugas kelompok, unjuk
kerja, praktek, penampilan, atau porto folio.
c. Menyusun
Silabus
Silabus diartikan sebagai garis
besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran. Silabus
merupakan penjabaran dari standard kompetensi, kompetensi dasar yang ingin
dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standard kompetensi dan kompetensi dasar.
d. Menyusun
Rencana Pembelajaran
Kalau penyusunan silabus bisa
dilakukan oleh tim guru atau tim ahli mata pelajaran, maka rencana pembelajaran
seyogyanya disusun oleh guru sebeleum melakukan kegiatan pembelajaran. Rencana
pembelajaran bersifat khusus dan kondisional, dimana setiap sekolah tidak sama
kondisi siswa dan sarana prasarana sumber belajarnya. Karena itu, penyusunan
rencana pembelajaran didasarkan pada silabus dan kondisi pembelajaran agar
kegiatan pembelajaran dapat berlangsung sesuai harapan.
e. Penilaian
Pembelajaran
Penilaian merupakan tindakan atau
proses untuk menentukan nilai terhadap sesuatu. Penilaian merupakan proses yang
harus dilakukan oleh guru dalam rangkaian kegiatan pembelajaran.
Prinsip penilaian antara lain Valid, mendidik, berorientasi pada
kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, bermakna.
2.2.2
Tahap Pelaksanaan
Hakikat dari tahap pelaksanaan
adalah kegiatan operasional pembelajaran itu sendiri. Dalam tahap ini, guru
melakukan interaksi belajar-mengajar melalui penerapan berbagai strategi metode
dan tekhnik pembelajaran, pemanfaatan seperangkat media dan tentunya dengan
tambahan pemahaman/ penguasaan teori pendidikan, prinsip mengajar, teori
belajar dan yang lainnya yang relevan untuk proses pembelajaran.
Dalam proses ini, ada beberapa aspek
yang harus diperhatikan oleh seorang guru, diantaranya ialah:
a. Aspek pendekatan dalam pembelajaran
Pendekatan pembelajaran terbentuk
oleh konsepsi, wawasan teoritik dan asumsi-asumsi teoritik yang dikuasai guru
tentang hakikat pembelajaran. Mengingat pendekatan pembelajaran bertumpu pada
aspek-aspek dari masing-masing komponen pembelajaran, maka dalam setiap
pembelajaran, akan tercakup penggunaan sejumlah pendekatan secara serempak.
Oleh karena itu, pendekatan-pendekatan dalam setiap satuan pembelajaran akan
bersifat multi pendekatan.
b. Aspek
Strategi dan Taktik dalam Pembelajaran
Pembelajaran sebagai proses,
aktualisasinya mengimplisitkan adanya strategi. Strategi berkaitan dengan
perwujudan proses pembelajaran itu sendiri. Strategi pembelajaran berwujud
sejumlah tindakan pembelajaran yang dilakukan guru yang dinilai strategis untuk
mengaktualisasikan proses pembelajaran.
Terkait dengan pelaksanaan strategi
adalah taktik pembelajaran. Taktik pembelajaran berhubungan dengan tindakan
teknis untuk menjalankan strategi.
Untuk melaksanakan strategi
diperlukan kiat-kiat teknis, agar nilai strategis setiap aktivitas yang dilakukan
guru-murid di kelas dapat terealisasi. Kiat-kiat teknis tertentu terbentuk
dalam tindakan prosedural. Kiat teknis prosedural dari setiap aktivitas
guru-murid di kelas tersebut dinamakan taktik pembelajaran. Dengan perkataan
lain, taktik pembelajaran adalah kiat-kiat teknis yang bersifat prosedural dari suatu tindakan guru dan siswa dalam
pembelajaran aktual di kelas.
c. Aspek
Metode dan Tekhnik dalam Pembelajaran
Aktualisasi pembelajaran berbentuk
serangkaian interaksi dinamis antara guru-murid atau murid dengan lingkungan
belajarnya. Interaksi guru-murid atau murid dengan lingkungan belajarnya
tersebut dapat mengambil berbagai cara. Cara-cara interaksi guru-murid atau
murid dengan lingkungan belajarnya tersebut lazimnya dinamakan metode.
Metode merupakan bagian dari
sejumlah tindakan strategis yang menyangkut tentang cara bagaimana interaksi
pembelajaran dilakukan. Metode dilihat dari fungsinya merupakan seperangkat
cara untuk melakukan aktivitas pembelajaran. Ada beberapa cara dalam melakukan
aktivitas pembelajaran, misalnya dengan berceramah, berdiskusi, bekerja
kelompok, bersimulasi dan lain-lain.
Setiap metode memiliki aspek teknis
dalam penggunaannya. Aspek teknis yang dimaksud adalah gaya dan variasi dari
setiap pelaksanaan metode pembelajaran
d.
Aspek Prosedur Pembelajaran
Pembelajaran dari sisi proses
keberlangsungannya, terjadi dalam bentuk serangkaian kegiatan yang berjalan
secara bertahap. Kegiatan pembelajaran berlangsung dari satu tahap ke tahap
selanjutnya, sehingga terbentuk alur konsisten. Tahapan pembelajaran yang
konsisten yang berbentuk alur peristiwa pembelajaran tersebut merupakan
prosedur pembelajaran.
2.2.3. Tahap Evaluasi
Pada hakekatnya evaluasi merupakan
suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi. Pada
umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk:
a.
Peserta
akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas perilaku yang
diinginkan;
b.
Mereka
mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik setahap
atau dua tahap, sehingga sekarang akan timbul lagi kesenjangan antara
penampilan perilaku yang sekarang dengan tingkah laku yang diinginkan.
Pada tahap ini kegiatan guru adalah
melakukan penilaian atas proses pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi
adalah alat untuk mengukur ketercapaian tujuan. Dengan evaluasi, dapat diukur
kuantitas dan kualitas pencapaian tujuan pembelajaran. Sebaliknya, oleh karena
evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian tujuan, maka tolak ukur perencanaan dan
pengembangannya adalah tujuan pembelajaran.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran,
Moekijat (seperti dikutip Mulyasa) mengemukakan teknik evaluasi belajar
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai berikut: “(1) Evaluasi belajar
pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian
pertanyaan; (2) Evaluasi belajar keterampilan, dapat dilakukan dengan ujian
praktek, analisis keterampilan dan analisis tugas serta evaluasi oleh peserta
didik sendiri; (3) Evaluasi belajar sikap, dapat dilakukan dengan daftar sikap
isian dari diri sendiri, daftar isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan
program, dan skala deferensial sematik (SDS)”
Apapun bentuk tes yang diberikan
kepada peserta didik, tetap harus sesuai dengan persyaratan yang baku, yakni
tes itu harus:
a.
Memiliki
validitas (mengukur atau menilai apa yang hendak diukur atau dinilai, terutama
menyangkut kompetensi dasar dan materi standar yang telah dikaji);
b.
Mempunyai
reliabilitas (keajekan, artinya ketetapan hasil yang diperoleh seorang peserta
didik, bila dites kembali dengan tes yang sama);
c.
Menunjukkan
objektivitas (dapat mengukur apa yang sedang diukur, disamping perintah
pelaksanaannya jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang
tidak ada hubungannya dengan maksud tes);
Komentar
Posting Komentar